Jawab Tantangan dan Dinamika Inovasi Keuangan Digital di Indonesia, OJK Luncurkan OJK Infinity 2.0

3 hours ago 5
Jawab Tantangan dan Dinamika Inovasi Keuangan Digital di Indonesia, OJK Luncurkan OJK Infinity 2.0 Konferensi pers OJK Infinity 2.0(MI/Naufal Zuhdi)

OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) telah resmi meluncurkan OJK Infinity 2.0 sebagai bentuk revitalisasi dari pusat inovasi keuangan digital (IKD). Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD) OJK, Hasan Fauzi mengatakan peluncuran OJK Infinity 2.0 bertujuan untuk dapat menjadi episentrum dalam menjawab tantangan dan dinamika inovasi keuangan digital di Indonesia.

"OJK Infinity 2.0 dirancang tidak hanya berperan sebagai akselerator bagi para pelaku dan inovator di bidang ITSK, namun juga berperan sebagai pusat pertukaran ide, riset dan pengembangan, perumusan kebijakan, dan pembentukan standar bersama yang melibatkan para pelaku usaha dan stakeholders dari berbagai elemen," kata Hasan di Jakarta, Kamis (24/4).

“OJK Infinity 2.0 dirancang tidak hanya sebagai akselerator inovasi di sektor keuangan digital, tetapi juga sebagai pusat pertukaran ide, riset, perumusan kebijakan, dan pembentukan standar bersama,” ungkap Hasan dalam acara peluncuran OJK Infinity 2.0, Kamis (24/4).

OJK Infinity 2.0, sambung dia, menerapkan pendekatan “Pentahelix Concept”, yang menekankan pada sinergi dan kolaborasi di antara lima elemen utama, yakni Pemerintah dan Regulator sebagai pembuat kebijakan dan regulasi, Pelaku Bisnis (ITSK, Asosiasi, dan Lembaga Jasa Keuangan) sebagai inovator dan penggerak pasar, Akademisi sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan riset, Media sebagai saluran diseminasi informasi untuk membangun literasi publik, serta Masyarakat/Konsumen sebagai pengguna dan penerima manfaat.

Dirinya menjelaskan, salah satu fokus utama dari OJK Infinity 2.0 adalah mendukung sektor ekonomi kreatif, termasuk industri game, musik, film, dan animasi berbasis teknologi Web3. Untuk mendukung program tersebut, OJK akan bekerja sama erat dengan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) dengan mengembangkan skema pendanaan inovatif bagi para pelaku industri tersebut.

Selain itu, Hasan juga mengungkapkan bahwa OJK Infinity 2.0 juga mencanangkan program digitalisasi untuk industri sapi perah nasional yang bekerja sama dengan International Labour Organization (ILO), Asosiasi Fintech Indonesia, dan mendapat dukungan dari Pemerintah Swiss. 

“Pertumbuhan inovasi teknologi keuangan di sektor kreatif diharapkan dapat berdampak langsung dalam mendukung kegiatan dan pengembangan para pelaku usaha kreatif dan UMKM di Indonesia,” bebernya.

Di kesempatan yang sama, Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf) Teuku Riefky Harsya mengatakan dalam 11 tahun ke belakang, sektor ekonomi kreatif telah memberikan kontribusi terhadap PDB Indonesia yang meningkat lebih dari dua kali lipat.

"Pendapatan dari sektor ini kini sudah mencapai lebih dari 1.500 triliun. Jumlah tenaga kerja dalam 11 tahun terakhir juga meningkat hampir 2 kali lipat dari 14 juta orang pada tahun 2023 menjadi 26,5 juta orang pada akhir 2024 ini," bebernya.

Selain itu, ia juga menyatakan bahwa nilai ekspor produk kreatif juga melonjak dari yang sebelumnya di angka US$15 miliar pada 2013 menjadi lebih dari US$25 miliar di akhir 2024 lalu.

"Dalam 5 tahun ke depan, pemerintah juga telah menargetkan kontribusi PDB sektor ekonomi kreatif mencapai 8%, menyerap tenaga kerja lebih dari 27 juta dan juga tumbuh sebagai motor ekspor dan investasi nasional. Ini adalah komitmen kolektif untuk menjadi ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional," tegasnya. (Fal/M-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |