Istana Bantah Tudingan Rencana Evakuasi Warga Gaza untuk Mendukung Israel dan AS

1 week ago 10
Istana Bantah Tudingan Rencana Evakuasi Warga Gaza untuk Mendukung Israel dan AS Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi(Dok.Antara)

MENTERI Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menanggapi pro kontra terkait rencana Indonesia mengevakuasi warga Gaza, Palestina. Hal ini buntut kekhawatiran sejumlah pihak bahwa kebijakan tersebut justru mendukung rencana Israel dan Amerika Serikat (AS).

Prasetyo menegaskan evakuasi yang dimaksud bukan demikian. Ia berujar evakuasi hanya dilakukan terhadap warga Gaza yang menjadi korban luka akibat konflik di kawasan.

"Nggak, bukan. Ini kan kepada warga masyarakat yang sudah menjadi korban," ujar Prasetyo di Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Kamis (10/4). 

Prasetyo menegaskan Indonesia akan bersikap pasif dalam rencana evakuasi warga Gaza. Sebab, Indonesia akan begerak jika diminta oleh Palestina.

"Itu kan kehendak kita kalau kita diminta memberikan bantuan kita siap," ujar Prasetyo.

Pras menambahkan ihwal kepastian rencanan ini pihaknya masih menunggu kepulangan Presiden Prabowo Subianto yang tengah lawatan ke Timur Tengah dan Turki. Lawatan itu, kata Pras, juga akan membahas mengenai nasib warga Gaza.

"Mau dibicarakan bersama-sama (dengan sejumlah kepala negara)," jelas Pras.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara terbuka mempertanyakan rencana Presiden Prabowo Subianto untuk mengevakuasi 1.000 warga Gaza Palestina ke Indonesia. Kritik ini disampaikan oleh Wakil Ketua Umum MUI, Buya Anwar Abbas, dalam pernyataannya kepada MUIDigital di Jakarta pada Rabu, 9 April 2025.

Melansir laman MUI, Buya Anwar menyampaikan keheranannya terhadap keputusan pemerintah yang terkesan mendukung rencana Israel dan Amerika Serikat.

"Pertanyaannya untuk apa Indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika tersebut? Bukankah Israel dan Donald Trump sudah menyampaikan keinginannya untuk mengosongkan Gaza?" ujarnya.

Buya Anwar menjelaskan bahwa relokasi warga Gaza justru akan membuka jalan bagi Israel untuk lebih leluasa menduduki wilayah tersebut dan menempatkan warganya di tanah Palestina, yang berisiko mengubah Gaza menjadi bagian dari Israel Raya. Ia mengingatkan bahwa hal serupa telah terjadi sebelumnya terhadap Yerusalem.

"Sekarang kota tersebut sudah diduduki oleh Israel, bahkan sudah dijadikan sebagai ibu kota negaranya," tegasnya. (P-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |