
IKATAN Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kota Tegal, Jawa Tengah, menggelar lomba baca Alquran dan terjemahannya untuk menyambut datangnya Ramadan. Kegiatan ini, juga sekaligus menyongsong Hari Bahasa Ibu Internasional International Mother Language Day.
Lomba baca Alquran dengan terjemahannya yakni Bahasa Tegalan ini, digelar di Gedung Arofah, di kawasan GOR Wisanggeni, Kota Tegal, Kamis (27/2). Lomba ini, mengusung tema Membangun Semangat Nasionalisme, Bangga dengan Bahasa Ibu.
Seorang peserta lomba, Rasya Andrian Putra Pratama, siswa MK Negeri 3 Tegal, menuturkan sebelumnya sudah mengikuti lomba membaca Alquran, bahkan sampai dua kali ke tingkat Provinsi Jawa Tengah. Tapi, yang dengan ada terjemahan Bahasa Tegalan baru kali ini.
“Awalnya merasa canggung mau mengikuti lomba membaca Alquran ini, tapi karena mendapat suport dari para guru saya, akhirnya memberanikan diri mengikuti lomba ini,” ujar Rasya.
Ketua IPHI Kota Tegal, Ikmal Jaya, menyampaikan lomba membaca Alquran dan terjemahan Bahasa Tegalan ini, dimaksudkan untuk melestarikan kearifan lokal.
“Nantinya IPHI Kota Tegal, juga akan menggelar lomba membaca Alquran dan terjenahannya, dengan melibatkan bukan hanya anak-anak, tapi juga remaja dan kaum lansia,” ujar Ikmal, yang mantan Wali Kota Tegal.
Ketua panitia, Siti Hartinah, menjelaskan kegiatan ini bertujuan melestarikan bahasa ibu sekaligus menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1446 Hijriah. Para pemenangnya mendapatkan hadiah berupa uang tunai, trofi dan sertifikat penghargaan.
“Nantinya lomba membaca Alquran yang dengan terjemahan bahasa baik Inggris, Bahasa Indonesia dan Bahasa Tegalaan, juga akan dilakukan melibatkan bukan hanya anak-anak dan remaja tetapi juga lansia,” ujarnya.
Para peserta yang memenangi lomba membaca Alquran dan terjemahan Bahasa Tegalan, yakni juara pertama, Marsya Nabila dari SMA Negeri 1 Kramat, Kabupaten Tegal, juara dua Adinda Amelia R dari SMK Neberi 3 Tegal dan juara ketiga, Tri Ayu Wulandari, siswi SMA Negeri 5 Tegal.
Sebagai tambahan informasi, dewan juri dalam lomba membaca Alquran dan terjemahannya ini, terdiri dari akademisi, ulama, dan budayawan. Di antaranya, Maufur, KH Ali Masruri, Masfuad Edy Santoso, dan Atmo Tan Sidik. (E-2)