
INOVASI pelayanan kesehatan yang bermutu bagi masyarakat diperlukan untuk membangun sumber daya manusia (SDM) Indonesia unggul dan berdaya saing.
Terlebih, Kementerian Kesehatan juga terus berupaya mengembangkan cara baru mengakselerasi pembangunan kesehatan nasional dengan inovasi yang dikembangkan oleh semua komponen bangsa.
“Untuk itu, kami mendukung pemerintah dalam meningkatkan kemampuan di segala bidang layanan medis dengan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat lewat berbagai inovasi," kata dr Prasetyo Andriono Sp JP, Direktur Rumah Sakit Abdi Waluyo (RSAW) dalam rangkaian ulang tahun ke-41 RSAW, di Jakarta, Jumat (23/5).
Prasetyo mencontohkan sejak 2023 RSAW terus berinovasi dalam teknologi minimal invasif untuk meningkatkan kualitas layanan medis serta hasil terapi pasien.
Salah satu terobosan unggulannya adalah penerapan focused ultrasound ablation (HIFU) sebagai alternatif non-bedah untuk penanganan mioma uteri dan adenomiosis. Hingga kini, lebih dari 200 pasien menjalani terapi ini dengan hasil membanggakan.
"Di tengah pesatnya industri pelayanan kesehatan, bukan mustahil inovasi baru akan muncul dan memainkan peranan besar RSAW di masa mendatang."
"Mulai dari pencitraan radiologi, teknologi AI, hingga perangkat kesehatan lainnya akan kami aplikasikan di sini. Selain itu, di RS ini, diagnosa penyakit ditegakkan melalui analisa memadai didukung SDM kompeten dan kecangihan teknologi. Dengan demikian, RSAW dapat terus meningkatkan mutu layanan di masa kini dan masa depan,” tutur Prasetyo.
Prof dr Jusuf Misbach SpS(K) FAAN, dokter spesialis Neurologi RSAW menyatakan, salah satu tonggak inovasi penting RSAW yakni menghadirkan teknologi medis canggih termasuk MRI 3 Tesla dan Photon Counting CT Scan beresolusi tinggi.
"Bagi dokter RSAW ini titik pembuktian bahwa RSAW mampu memenuhi standar pelayanan yang dijanjikan kepada masyarakat," ujarnya.
dr Adistra Imam Satjakoesoemah SpU FICS, dokter spesialis urologi RSAW, menjelaskan RSAW juga unggul dalam beberapa kluster layanan, salah satunya adalah urologi.
"Rumah sakit ini menjadi Rezum Center of Excellence pertama di Indonesia sekaligus jadi pusat pelatihan dan terapi minimal invasif untuk pengobatan pembesaran prostat jinak (benign prostatic hyperplasia/BPH). RSAW mencatat lebih dari 50 pasien berhasil menjalani terapi Rezum sebagai pilihan pengobatan BPH," katanya.
Turut hadir pula pada kesempatan itu, Pendiri Utama RSAW dr Sutrisno T Subagyo SpPD-JP, dr Sigit Pramono FRANZCOG Sp.OG (Ketua Departemen Obstetri dan Ginekologi RSAW), Prof Dr dr Salim Harris SpS(K) FICA (dokter spesialis Neurologi RSAW), dan Margareta (suster RSAW).
Pendiri Utama RSAW dr Sutrisno T Subagyo SpPD-JP menambahkan memasuki usianya yang ke-41 tahun, RSAW semakin meneguhkan komitmen memberikan layanan kesehatan berkualitas dan berpusat pada pasien di Indonesia.
"Dimulai pada 1984, rumah sakit ini dibangun secara independen oleh sekelompok dokter. Saya bangun rumah sakit ini untuk masyarakat,” tegas Sutrisno.
Dibantu dua anaknya, dr Prasetyo Andriono SpJP dan dr Sigit Pramono FRANZCOG SpOG, beserta tim medis dan kurang lebih 400 karyawan di rumah sakit, RSAW hingga kini bisa melalui segala tantangan dan tetap berdiri tegak memberikan pelayanan kesehatan terbaik. (H-2)