Houthi Serang lagi Kapal Lintasi Laut Merah, Israel Marah

8 hours ago 4
Houthi Serang lagi Kapal Lintasi Laut Merah, Israel Marah Houthi.(Al Jazeera)

KAPAL kargo yang rusak menjadi sasaran serangan terus-menerus di Laut Merah. Peristiwa itu terjadi setelah kelompok militan Houthi Yaman mengakhiri jeda penyerangan terhadap pengiriman melalui jalur air vital tersebut. 

Eternity, kapal pengangkut barang berbendera Liberia, awalnya diserang pada Senin (7/7), tak lama setelah Houthi yang didukung Iran mengaku bertanggung jawab atas serangan sebelumnya terhadap kapal kargo lain, Magic Seas, pada Minggu (6/7). Ini serangan pertama terhadap pengiriman komersial di wilayah tersebut oleh kelompok itu tahun ini.

Kedua insiden yang terjadi secara berurutan itu menimbulkan kekhawatiran akan kembalinya serangan rutin Houthi pada rute yang sebelumnya membawa sekitar 12% perdagangan global. Houthi belum mengaku bertanggung jawab atas serangan itu yang membuat Eternity kehilangan tenaga mesin di lepas pantai kota Hodeida yang dikuasainya. 

"(Eternity) mengalami kerusakan signifikan dan kehilangan semua tenaga penggerak," kata Operasi Perdagangan Maritim Inggris yang dijalankan angkatan laut Inggris dalam suatu pernyataan dilansir AFP, kemarin. "Kapal itu dikelilingi oleh perahu kecil dan terus diserang." 

Menurut firma keamanan Ambrey yang berkantor pusat di Inggris, dua awak kapal terluka dan dua lainnya hilang. Beberapa pejabat Filipina menerangkan bahwa semua kecuali satu dari 22 awak kapal ialah warga Filipina. 

Tekanan kepada AS-Israel

Mohammed Albasha, dari Basha Report Risk Advisory yang berkantor pusat di AS, mengatakan para pejuang itu mungkin mencoba memberikan tekanan pada Amerika Serikat dan Israel. "Serangan (Magic Seas) dapat dimaksudkan sebagai pesan halus kepada Washington dan Tel Aviv bahwa kelompok sekutu Iran tetap mampu dan aktif," katanya. "Pesannya jelas. Houthi masih memiliki kemampuan untuk mengganggu dan dengan hati-hati memilih kapan harus bertindak," tambahnya. 

Pada Senin, Houthi mengatakan mereka menggunakan kapal tanpa awak, rudal, dan pesawat nirawak terhadap Magic Seas. Semua 22 orang di atas kapal induk milik Yunani itu diselamatkan pada Senin. 

Houthi mengatakan kapal itu telah tenggelam. Kelompok, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman selama lebih dari satu dekade, mulai menargetkan Israel dan kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden setelah genosida di Jalur Gaza, Palestina, berlangsung hingga kini. Serangan tersebut memaksa banyak perusahaan angkutan untuk memutar jalur di sekitar Afrika selatan untuk menghindari Laut Merah yang biasanya merupakan rute utama antara Asia dan Eropa. 

Houthi, yang mengatakan bahwa mereka bertindak sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina, menghentikan kampanye antikapal yang dianggap membantu Israel pada Januari selama gencatan senjata di Gaza. Mereka kemudian dibombardir oleh AS selama berminggu-minggu untuk menghentikan aksi itu, sebelum melakukan gencatan senjata dengan Washington pada Mei. 

Pelabuhan Yaman diserang

Israel juga melakukan gelombang serangan udara ke Yaman pada Minggu. Menurut laporan CNN, Israel melancarkan serangan pertamanya terhadap target-target Houthi di Yaman sejak gencatan senjata Israel-Iran. Serangan itu menyasar pelabuhan dan pembangkit listrik sekitar tengah malam waktu setempat Minggu malam hingga Senin pagi.

Serangan itu terjadi setelah setidaknya tiga rudal balistik Houthi diluncurkan ke Israel, menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), termasuk satu rudal yang dicegat Sabtu (5/7).

Israel menyerang pelabuhan Hodeida, Ras Isa, Salif, dan pembangkit listrik Ras Kanatib di sepanjang Laut Merah. IDF juga menyerang Galaxy Leader, kapal kargo yang disita oleh Houthi pada November 2023.

"Pasukan Houthi memasang sistem radar di kapal dan menggunakannya untuk melacak kapal-kapal di arena maritim internasional untuk memfasilitasi kegiatan teroris lebih lanjut," kata IDF dalam suatu pernyataan setelah serangan tersebut.

Beberapa saat sebelum gelombang serangan, juru bicara bahasa Arab IDF, Avichay Adraee, mengeluarkan peringatan evakuasi untuk pelabuhan dan pembangkit listrik.

Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan serangan itu merupakan bagian dari operasi baru bernama Bendera Hitam. Dalam pernyataan di media sosial, Katz mengatakan, "Houthi akan terus membayar harga yang mahal untuk tindakan mereka." Ia berjanji lebih banyak serangan akan menyusul jika Houthi terus meluncurkan pesawat nirawak dan rudal balistik ke Israel.

"Nasib Yaman sama dengan nasib Teheran. Siapa pun yang mencoba menyakiti Israel akan disakiti dan siapa pun yang melawan Israel akan dipotong tangannya," katanya dalam satu posting di X.

Melukai warga sipil

Militer Houthi mengonfirmasi serangan Negeri Zionis itu. "Pertahanan udara Yaman secara efektif menghadapi agresi Israel menggunakan serangan besar rudal permukaan-ke-udara yang diproduksi secara lokal," demikian pernyataan singkat pada Senin dini hari. Tidak ada laporan langsung tentang korban dari serangan itu.

Anggota biro politik Houthi, Mohammed Al Farah, menyebutkan bahwa menargetkan pelabuhan Yaman, pembangkit listrik, dan fasilitas sipil lain merupakan upaya untuk melukai warga sipil dan tidak ada hubungannya dengan aktivitas militer apa pun. Ini disampaikan TV Al-Masirah yang dikelola Houthi.

Nadwa Dawsari, dari lembaga pemikir Middle East Institute, mengatakan meskipun Houthi mengatakan mereka berjuang untuk Palestina, kampanye Laut Merah lebih besar dari Gaza bagi mereka. "Serangan ini meningkatkan kedudukan regional mereka, memicu narasi mereka dan memajukan tujuan mereka untuk menjadi pemimpin baru Poros Perlawanan sekaligus memperkuat agenda regional Iran yang lebih luas," tulisnya di X.

Genosida Israel di Gaza masih berlangsung meskipun pembicaraan gencatan senjata masih dilakukan. Kemarin, badan pertahanan sipil Gaza mengatakan bahwa 29 orang tewas dalam serangan Israel di wilayah Palestina yang hancur akibat perang selama 21 bulan. Menurut juru bicara pertahanan sipil Mahmud Bassal, di antara mereka terdapat sembilan orang yang tewas dalam serangan pesawat nirawak di kamp pengungsi dekat Khan Yunis, di Gaza selatan. (I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |