
HARI Kartini yang diperingati setiap 21 April merupakan sebuah momen penting dalam perjalanan perjuangan perempuan Indonesia. Hari yang tidak hanya memperingati sosok Kartini sebagai tokoh emansipasi perempuan, tetapi juga sebagai pengingat atas perjuangan panjang dan kontribusi luar biasa perempuan dalam pembangunan bangsa.
"RA Kartini menjadi ikon yang lebih dikenal luas, salah satunya karena warisan intelektualnya yang terdokumentasikan dalam surat-surat harian yang kemudian dibukukan menjadi 'Habis Gelap Terbitlah Terang'," kata Ketua Umum Gerakan Wanita Sejahtera (GWS), Pita Putih Indonesia (PPI), Giwo Rubianto Wiyogo, dikutip dari siaran pers yang diterima, Jumat (18/4).
Hari ini, lanjut dia, semangat Habis Gelap Terbitlah Terang telah terwujud dalam banyak bentuk. Perempuan Indonesia telah menunjukkan kemampuannya dalam berbagai profesi dan bidang ilmu. Berdasarkan data statistik 2024, rata-rata pelajar perempuan di Sulawesi Utara menempuh pendidikan selama 9,85 tahun, lebih tinggi dari laki-laki yang 9,7 tahun. Sementara di Sumatra Barat, perempuan juga lebih tinggi, yakni 9,3 tahun dibanding laki-laki 9,2 tahun.
"Artinya, perempuan kini tidakhanya memiliki akses pendidikan yang setara, tetapi juga menunjukkan capaian yang nyata," ungkapnya.
Selain itu, kontribusi perempuan juga sangat kuat di bidang ekonomi. Menurut Kementerian UUKM, dari 65 juta UMKM di Indonesia, sekitar 64 juta merupakan usaha mikro, dan dari jumlah itu, 60% dikelola oleh perempuan.
"Ini menunjukkan betapa perempuan menjadi tulang punggung perekonomian rakyat. Dalam sektor pendidikan, data Kemendikbudristek mencatat bahwa 70% guru di Indonesia adalah perempuan. Artinya, perempuan turut berperan besar dalam membentuk karakter dan masa depan generasi bangsa," jelasnya.
Namun bagaimanapun juga, perjuangan hak-hak perempuan belum selesai. Di ruang publik dan dunia kerja, masih ada pandangan yang meremehkan kemampuan perempuan. Padahal, perempuan adalah sosok multitalenta, mampu menjalankan banyak peran sekaligus dengan profesionalisme dan ketangguhan.
Ke depan, dirinya berharap agar perempuan Indonesia bisa semakin berani bermimpi, mengambil peran, dan menjadi pemimpin dalam setiap lini kehidupan.
"Jadilah perempuan yang tidak hanya menginspirasi, tetapi juga mengeksekusi, tidak hanya bertanya, tetapi juga menjawab tantangan zaman. Perempuan Indonesia harus terus berjalan, menembus batas-batas lama, dan menciptakan ruang-ruang baru yang setara, inklusif, dan penuh harapan," pungkasnya. (E-4)