
PERUBAHAN iklim global tidak hanya berdampak pada lingkungan dan cuaca ekstrem, tetapi juga membawa konsekuensi serius bagi kesehatan mata manusia. Peningkatan suhu, paparan sinar ultraviolet (UV) yang lebih tinggi, serta polusi udara yang memburuk menjadi faktor utama yang memperbesar risiko gangguan penglihatan, termasuk katarak, konjungtivitis, hingga degenerasi makula.
Suhu Ekstrem Meningkatkan Risiko Katarak
Perubahan iklim telah menyebabkan suhu bumi meningkat drastis. Tahun 2024 tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah, dengan suhu permukaan global mencapai rekor tertinggi. Kondisi panas ekstrem ini berdampak negatif terhadap sistem perlindungan alami mata.
Menurut Dr. Lucía Echevarría-Lucas, seorang dokter mata di Spanyol:
“Panas ekstrem dapat merusak protein kristalin di lensa mata, membentuk opasitas yang menyebabkan katarak. Karena lensa tidak bisa memperbarui protein ini, semakin lama seseorang terpapar panas, maka risiko katarak semakin besar.”
Sebuah studi di Spanyol menemukan bahwa setiap kenaikan suhu maksimum sebesar 1°C berpotensi menambah 370 kasus katarak per 100.000 penduduk per tahun. Risiko ini bahkan lebih tinggi pada kelompok muda yang bekerja di luar ruangan seperti sektor pertanian.
Radiasi UV dan Kerusakan Mata Akibat Perubahan Iklim
Penipisan lapisan ozon dan meningkatnya hari-hari cerah akibat perubahan iklim menyebabkan radiasi UV lebih mudah mencapai permukaan bumi. Radiasi ini mampu merusak DNA sel lensa dan mempercepat degenerasi mata.
Echevarría-Lucas juga menjelaskan:
“Paparan UV memicu pembentukan spesies oksigen reaktif yang dapat merusak protein lensa serta jaringan mata lainnya.”
Paparan sinar UV tanpa perlindungan yang memadai diketahui berkontribusi terhadap keratitis, pterigium, dan degenerasi makula terkait usia (AMD).
Kaitan Antara Polusi Udara dan Penyakit Mata
Polusi udara, yang semakin parah akibat aktivitas manusia dan pemanasan global, menjadi faktor tambahan yang membahayakan kesehatan mata. Partikel polutan dapat menyebabkan iritasi, peradangan, dan peningkatan risiko infeksi mata.
Salah satu studi di China menemukan bahwa suhu di atas 28,7°C meningkatkan risiko konjungtivitis sebesar 16% dibanding suhu yang lebih rendah (sekitar 10,7°C).
Dampak Kekeringan dan Defisiensi Nutrisi
Kekeringan sebagai dampak dari perubahan iklim turut memperburuk kesehatan mata. Pasalnya, kekurangan air bersih meningkatkan risiko infeksi mata, sementara defisiensi nutrisi seperti vitamin B12 dan tembaga dapat mempercepat kerusakan saraf optik dan memperburuk kondisi penglihatan.
Langkah Perlindungan untuk Kesehatan Mata
Para ahli merekomendasikan beberapa langkah pencegahan untuk menjaga kesehatan mata di tengah krisis iklim:
-
Menggunakan kacamata hitam berfilter UV
-
Memakai topi bertepi lebar
-
Menyediakan area teduh bagi pekerja lapangan
-
Mengonsumsi makanan kaya vitamin A, C, dan E untuk menjaga fungsi mata
Penutup: Perlu Kesadaran dan Aksi Nyata
Perubahan iklim merupakan ancaman serius terhadap kesehatan mata yang kerap diabaikan. Peningkatan suhu, radiasi UV, dan polusi udara memicu lonjakan kasus gangguan penglihatan, terutama pada kelompok rentan seperti pekerja luar ruangan dan masyarakat di wilayah tropis. Oleh karena itu, perlindungan mata dan mitigasi perubahan iklim harus menjadi prioritas dalam upaya menjaga kesehatan publik secara menyeluruh. (Knowable Magazine/Z-10)