Hari Bumi Momentum Lindungi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat Adat

1 week ago 8
Hari Bumi Momentum Lindungi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat Adat Kitong Bisa Foundation (KBF)(Dok.HO)

KITONG Bisa Foundation (KBF) menjadikan momentum Hari Bumi 2025 untuk melindungi lingkungan dan memberdayakan ekonomi masyarakat adat di tanah Papua. Melalui Proyek PERMATA yang didukung Norwegian Climate and Forest Initiative (NICFI) dan Samdhana Institute, KBF Indonesia berhasil memfasilitasi pertumbuhan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang berfokus di Bintuni, Papua Barat dan Merauke, Papua Selatan.

Program Manajer PERMATA June Hutabarat menyampaikan upaya melindungi alam dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Maka dari itu, selain memperkuat peran masyarakat dalam menjaga hutan, proyek ini juga bertujuan menopang ekonomi lokal.

“Kami merancang program agar setiap usaha yang tumbuh juga membawa nilai konservasi, momentum Hari Bumi ini mengingatkan kita bahwa perlindungan alam tidak bisa dipisahkan dari penghidupan masyarakat,” ujar June, melalui keterangannya, Kamis (24/4).

TCEO KBF Indonesia Miraldo Jeftason pihaknya juga memberikan literasi keuangan, pertanian yang terintegrasi, kebersihan produk, perizinan dan branding serta kemampuan digital marketing kepada masyarakat. Hal ini dilakukan agar pelaku usaha mampu mandiri dalam mengelola usahanya dan tetap menjaga prinsip keberlanjutan dalam setiap aktivitas ekonomi yang dijalankan.

“Peringatan Hari Bumi ini penting untuk mengingatkan kita bahwa solusi krisis iklim bisa datang dari kampung-kampung kecil di pelosok Papua. Kami melihat bahwa ketika masyarakat adat diberi ruang, dukungan, dan kepercayaan, mereka bisa jadi garda terdepan penyelamat bumi melalui cara hidup yang harmonis dengan alam," katanya.

Selama 4 tahun menjalankan program tersebut, KBF Indonesia mencatat 20% rumah tangga mengalami pertumbuhan pendapatan. Chika, salah satu pelaku UMKM yang difasilitasi KBF Indonesia, mencatat pendapatan hingga Rp 15 juta

“Saya mengucap Syukur sekali, bersama Kitong Bisa usaha saya semakin maju, saya banyak sekali mendapatkan bantuan Permata dan Kitong Bisa, akhirnya banyak hal yang saya dapatkan. Semoga teman-teman pelaku usaha lainnya bisa terus semangat meningkatkan usahanya,” ujar Chika yang merupakan pemilik usaha Gazz Rajut itu.

Selain Gazz Rajut, Kelompok Perempuan Subebunate meluncurkan usaha mikro yang memproduksi nuget tradisional yang secara konsisten berhasil menjual hingga 100 bungkus setiap bulannya. Lalu, ada kelompok nelayan Tobati yang berhasil memanen dan menjual lebih dari 7 ton ikan. Kemudian, ada kelompok nelayan kepiting “Tidur Tak Sono” yang meningkatkan hasil tangkapan musiman menjadi sekitar 20 kotak per tangkapan. (M-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |