
PARA perajin tahu di Kabupaten Sidoarjo menjerit karena harga bahan baku kedelai impor dari Amerika Serikat dan Amerika Latin meroket. Harga kedelai impor yang semula stabil Rp8 ribu per kilogram, kini melonjak menjadi Rp10.200.
Lonjakan harga kedelai impor tersebut sangat memberatkan para perajin tahu, salah satunya diungkapkan Sunardi, warga Kelurahan Taman Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.
Menurut Sunardi, harga kedelai naik sejak dua pekan terakhir. Harga kedelai impor yang semula stabil Rp8 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp10.200 hingga Rp10.500. Perbedaan harga tergantung kualitas kedelai.
"Kami belum berani menaikkan harga, hanya harus mengurangi ukuran tahu. Namun apabila harga kedelai tidak lagi turun, kami berancang-ancang menaikkan harga jual," kata Sunardi.
Perajin tahu di Sidoarjo ini rata-rata menggunakan bahan baku kedelai impor, karena kualitasnya dinilai lebih baik. Di sisi lain, kedelai produk lokal juga tidak bisa mencukupi kebutuhan perajin tahu.
"Selisih harga kedelai impor dan lokal hanya sedikit, kualitasnya bagus yang impor, selain itu kedelai lokal cepat habis di pasaran," kata Sunardi.
Sunardi sendiri membutuhkan 1,2 ton kedelai impor setiap harinya. Usaha yang dirintis sejak 2009 itu juga pernah terkena krisis moneter ketika harga kedelai saat itu meroket hingga Rp12.500 per kilogram. Perajin tahu ini mempekerjakan 12 orang yang semuanya warga sekitar. (E-2)