
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf, meminta partai politik (parpol) agar terus memperkuat jajarannya dan berdikari.
Hal itu penting untuk membangun tradisi politik untuk demokrasi di Indonesia. Selain itu, Gus Yahya juga meminta parpol untuk berdikari agar parpol jadi satu-satunya yang berhak berkompetisi di dalam pemilu.
“Di antara tradisi yang menurut saya harus dibangun dan ditegakkan adalah tradisi bahwa partai politiklah satu-satunya. Tidak ada yang lain yang berhak untuk berkompetisi di dalam kekuasaan. Yang lain enggak boleh,” ujar Gus Yahya kepada Media Indonesia, Selasa (22/4).
“Polisi sebagai institusi enggak boleh. Tentara enggak boleh. Nah maka partai politik harus diperkuat. Jangan didiskredit,” terangnya.
“Dan kasih tahu teman-teman aktivis partai supaya tidak mendiskredit diri sendiri. Dengan praktek-praktek yang diskredit. Nah itu,” ucapnya.
Gus Yahya juga menjelaskan soal positioning NU bukanlah yang menggugat sebuah kebijakan pemerintahan. Hal itu dikarenakan NU bukan bagian dari sistem agregasi.
“Jadi kalau partainya diem. Jangan salahkan NU. Jangan salahkan NU lalu digugat. Kok NU gak ngomong. Lah NU gak masuk. Memang apa pengaruhnya kalau NU ngomong ini itu,” ucapnya.
“NU Bukan bagian dari sistem agregasi. Kalau masukkan kan saya bisa datang ke menteri. Ngobrol. Ke Presiden juga bisa. Saya gak perlu menggalang dukungan politik,” tegasnya. (Ykb/M-3)