Firefly Aerospace Gagal dalam Peluncuran Roket Alpha ke-6, Investigasi Sedang Dilakukan

3 hours ago 1
Firefly Aerospace Gagal dalam Peluncuran Roket Alpha ke-6, Investigasi Sedang Dilakukan Firefly Aerospace mengalami kegagalan dalam peluncuran roket Alpha untuk keenam kalinya pada 29 April, meskipun peluncuran awal berjalan lancar.(Firefly Aerospace)

FIREFLY Aerospace kembali mengalami kekgagalan dalam peluncuran keema roket Alpha, Selasa (29/4) pagi.

Alpha lepas landas dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg, California, pada pukul 09.37 EDT (13.37 GMT; 06.37 waktu setempat California) dalam kondisi kabut tebal. Tahap kedua roket terlihat berputar setelah terpisah dari pendorongnya, namun tampaknya berhasil menstabilkan diri tak lama kemudian. Tahap kedua tersebut diduga kehilangan nosel mesinnya.

"Setelah peluncuran awal yang normal dari roket Alpha milik Firefly, terjadi insiden saat pemisahan tahap pertama untuk misi FLTA006 yang berdampak pada nosel mesin Lightning di tahap kedua, sehingga kendaraan memasuki orbit yang lebih rendah dari yang direncanakan," tulis Firefly Aerospace dalam pembaruan di platform X pasca peluncuran. 

"Kami sedang bekerja sama dengan mitra kami Lockheed Martin, Angkatan Luar Angkasa, dan FAA untuk melakukan investigasi menyeluruh dan menentukan penyebab utama insiden ini."

Misi hari ini, yang diberi nama "Message in a Booster," bertujuan untuk mengirimkan satelit demonstrator teknologi LM 400 ke orbit rendah Bumi (LEO) untuk Lockheed Martin.

Awalnya misi ini dijadwalkan diluncurkan pada 15 Maret, namun dibatalkan karena masalah di area peluncuran. Upaya peluncuran berikutnya pada Senin (28/4) juga dibatalkan karena kendala pada peralatan pendukung di darat.

Penerbangan hari ini merupakan yang pertama dari hingga 25 peluncuran yang akan dilakukan Firefly untuk perusahaan kedirgantaraan besar itu selama lima tahun ke depan, berdasarkan perjanjian yang diumumkan tahun lalu.

"Demo teknologi LM 400 ini dirancang khusus untuk menunjukkan langkah awal perusahaan dalam pengembangan satelit LM 400 berukuran menengah dan multi-misi, serta menunjukkan kemampuan operasional kendaraan luar angkasa tersebut di orbit kepada calon pelanggan," tulis Firefly dalam deskripsi misi pra-peluncuran.

"Sebagai platform, LM 400 milik Lockheed Martin adalah satelit paling fleksibel milik perusahaan, yang dapat digunakan untuk kebutuhan militer, komersial, maupun sipil," tambah Firefly. "Platform ini bisa dikustomisasi untuk berbagai misi — termasuk penginderaan jauh, komunikasi, pencitraan, dan radar — dan dapat beroperasi di orbit mana pun."

"Message in a Booster" adalah penerbangan keenam bagi Alpha, roket dua tahap setinggi 29,6 meter (96,7 kaki), yang mampu mengirim muatan seberat 1.030 kilogram (2.270 pon) ke orbit rendah Bumi.

Roket ini sempat mengalami kegagalan sebagian pada penerbangan keempatnya pada Desember 2023, ketika muatan ditempatkan di orbit yang salah. Namun Alpha berhasil pulih pada penerbangan kelima, Juni lalu, dengan mengirimkan delapan cubesat ke LEO sesuai rencana.

Firefly belakangan ini juga menjadi sorotan, bukan karena Alpha, melainkan karena pendaratan lunaknya di Bulan. Pada 2 Maret, wahana pendarat bulan Blue Ghost milik perusahaan ini berhasil melakukan pendaratan lunak kedua di Bulan oleh kendaraan swasta.

Blue Ghost dan 10 instrumen ilmiah NASA-nya bekerja dengan baik hingga pertengahan Maret, ketika matahari terbenam di lokasi pendaratan di belahan utara sisi dekat Bulan, mengakhiri operasinya karena sumber dayanya bergantung pada tenaga surya. (Space/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |