
Emiten produsen nikel, PT PAM Mineral Tbk (NICL), mencatatkan penjualan sebesar Rp1,44 triliun sepanjang 2024. Angka tersebut mengalami kenaikan 26,37% dibandingkan 2023 yang hanya sebesar Rp1,14 triliun.
Direktur Utama NICL Ruddy Tjanaka mengungkapkan, di tengah penurunan permintaan nikel, perseroan berhasil meningkatkan volume penjualan dari 1.848.007,82 metrik ton menjadi sebesar 2.300.914,78 mt. Disamping itu, NICL juga berhasil melakukan efisiensi biaya produksi sehingga meraup peningkatan laba kotor dari Rp136,66 miliar menjadi Rp517,26 miliar atau naik 278,50%. Perseroan pun mampu mencetak margin laba kotor yang tinggi di 2024 sebesar 35,86%, tumbuh melesat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar 11,97%. Sejalan dengan peningkatan laba kotor, lanjut Ruddy, laba usaha perseroan juga meroket dari sebelumnya sebesar Rp45,16 miliar di 2023 menjadi Rp414,10 miliar pada tahun lalu. Angka ini meningkat signifikan sebesar 816,88%.
“Di tengah harga acuan nikel yang turun 9,19%, perseroan tetap optimis dan mampu mengatasi tantangan tersebut," ujar Ruddy dalam keterangan resmi, Rabu (26/3).
Dengan efisiensi biaya yang dilakukan perseroan dan peningkatan volume penjualan, laba tahun berjalan perseroan melambung tajam sebesar Rp318,75 miliar pada 2024 dibandingkan 2023 yang sebesar Rp27,13 miliar.
Pada 2024, NICL telah mendapatkan persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) periode 2024-2026 dengan total volume penjualan yang telah disetujui sebesar 7 juta wet metric ton (wmt). Ruddy menjelaskan pihaknya berhasil menggenjot produksi dan meningkatkan volume penjualan sesuai dengan kapasitas RKAB.
"Selain disebabkan oleh naiknya volume penjualan, hal ini juga disebabkan adanya efisiensi pada beban umum dan administrasi," kata Ruddy.
Adapun NICL memiliki dua izin usaha pertambangan (IUP) tambang nikel di Desa Laroenai, Kecamatan Bungku Pesisir, Sulawesi Tengah seluas 198 hektare (ha) melalui Perseroan, dan seluas 576 ha di Desa Lameruru, Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara melalui Entitas Anak Perseroan yaitu PT Indrabakti Mustika (IBM).
Saat ini, sumber daya daerah IUP NICL adalah 12.771 juta ton dengan kadar Ni sebesar 1,20%. Sedangkan sumber daya daerah IUP entitas anak, IBM adalah sebesar 74,497 Juta ton dengan kadar Ni sebesar 1,10%. (E-3)