Eks Napiter Sebut Desa Rawan Jadi Sasaran Penyebaran Paham Radikal

7 hours ago 1
Eks Napiter Sebut Desa Rawan Jadi Sasaran Penyebaran Paham Radikal EKS narapidana terorisme (napiter) Haris Amir Falah.(Dok. Pribadi)

EKS narapidana terorisme (napiter) Haris Amir Falah mengungkapkan desa sering menjadi sasaran utama kelompok radikal dalam merekrut anggota baru. Hal ini terjadi karena lingkungan desa dinilai lebih mudah dimasuki dan menjadi tempat yang strategis untuk mengembangkan jaringan terorisme mereka.

"Berdasarkan pengalaman, banyak pelaku berasal dari desa. Organisasi tersebut mencari sasaran di desa karena lebih mudah merekrut dan mengembangkan pengaruhnya. Struktur paling bawah dari organisasi radikal ini justru ada di desa," ungkap Haris melalui keterangannya, Senin (17/3).

Untuk menghadapi tantangan ini, menurutnya, masyarakat desa perlu lebih memahami potensi ancaman tersebut. Kesadaran serta dukungan dari berbagai pihak sangat penting agar warga dapat lebih waspada terhadap lingkungan sekitar.

"Yang utama adalah memperkuat informasi agar masyarakat paham dan tahu. Selain itu, harus ada dukungan yang menyeluruh agar mereka memiliki kesiapan dalam menghadapi potensi penyebaran paham radikal," tambahnya.

Ia juga menyoroti peran penting Desa Siapsiaga, sebuah program yang bertujuan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam menjaga keamanan desa. Menurutnya, program ini dinilai efektif dalam membangun rasa tanggung jawab kolektif, terutama dalam mengenali potensi ancaman di lingkungan sekitar.

"Dengan hadirnya Desa Siapsiaga, masyarakat semakin mengerti, lebih waspada, dan yang terpenting, mereka menjadi lebih peduli" jelasnya.

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, desa diharapkan bisa menjadi benteng yang lebih kuat dalam menangkal paham radikal serta menciptakan lingkungan yang aman dan harmonis bagi seluruh warganya.

Sebelumnya, Kepala Sub Direktorat Kesiapsiagaan BNPT Kolonel Inf Indra Gunawan mengungkapkan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan upaya bersama yang melibatkan berbagai pihak.

"kita harus berkolaborasi, bersinergi, berkoordinasi dengan pemerintah daerah, koordinasi dengan kementerian yang lainnya, koordinasi dengan swasta sehingga penguatan ekonomi ini dapat terwujud sesuai dengan asta cita pemerintah," jelas Indra.

Dirinya menambahkan jika sebelumnya terdapat empat tokoh masyarakat, kini BNPT memilih hanya dua penggerak desa, yang seluruhnya adalah perempuan.

"Untuk 2025 ini mencoba kita sesuaikan dengan asta cita pemerintah yaitu kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, peningkatan kapasitas perempuan sehingga kita fokuskan kepada perempuan yang kita tunjuk sebagai penggerak desa," pungkasnya. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |