
PELABUHAN Kendal yang diharapkan menjadi pendongkrak perekonomian justru dua tahun terbengkalai dan hanya menjadi tempat memancing. Minimnya investor dan pendangkalan akibat sendimentasi yang tinggi diduga menjadi penyebab utama.
Pemantauan Media Indonesia, Kamis (10/4) suasana di Pelabuhan Kendal yang terletak di Desa Wonorejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, terlihat sepi dan tidak ada aktivitas apapun, bahkan kantor pelabuhan juga tutup karena tidak ada kapal yang sandar ataupun calon penumpang yang datang.
Hanya sekitar tiga orang pemancing terlihat duduk di dermaga sambil mengamati mata kail, tidak terlalu peduli dengan orang yang datang selanjutnya. Gelombang laut di perairan utara Jawa Tengah yang tenang menambah sepi suasana Pelabuhan Kendal seluas 63 hektare itu. Diresmikan pada tahun 2016 lalu, Pelabuhan Kendal menghabiskan dana pembangunan Rp567 miliar senyap.
"Sudah dua tahun ini tidak ada aktivitas, padahal sebelumnya masih ada kapal Kalibodri yang melayani penyeberangan Kendal-Kumai, Kalimantan Tengah," ujar Haryoso, 40, warga Kaliwungu, Kendal.
Hal serupa juga diungkapkan Suyuti, 60, warga Kota Semarang yang sedang memancing di Pelabuhan Kendal tersebut. Sejak setahun lalu hampir setiap pekan oa datang khusus ke pelabuhan ini khusus untuk mencari ikan. "Pelabuhan Kendal menjadi tempat nyaman untuk memancing, sepi dan tidak ada aktivitas lagi," imbuhnya.
Akibat tidak adanya aktivitas, ungkap Sunar, 35, bangunan perkantoran pelabuhan juga mulai rusak. Meskipun dermaga pelabuhan masih terlihat kokoh dan berlumut, pelataran parkirnya yang cukup luas mulai ditumbuhi rumput luar. Apalagi lokasinya cukup jauh dari pemukiman hingga hanya untuk kegiatan memancing serta berpacaran.
Wakil Bupati Kendal Benny Karnadi membenarkan Pelabuhan Kendal yang awalnya diharapkan dapat mendongkrak perekonomian daerah ini karena dapat menjadi penopang untuk memenuhi kebutuhan kawasan industri di Kendal, kini sudah dua tahun terbengkalai akibat tidak ada aktivitas angkutan penyeberangan maupun bongkar muat barang.
"Pelabuhan Penyeberangan Kendal yang dibangun dengan harapan menjadi jalur transportasi laut penghubung antarwilayah kini terbengkalai, ini menjadi pekerjaan rumah yang harus segera ditangani," kata Benny Karnadi.
Terbengkalainya pelabuhan ini, lanjut Benny, terjadi akibat pendangkalan alur pelayaran sehingga kapal berukuran besar tidak dapat masuk. selain itu hingga kini belum ada pihak swasta yang bersedia bekerja sama karena alasan birokrasi yang dinilai rumit dan berbelit-belit. “Swasta tidak mau terlibat karena terlalu ribet," tambahnya.
Kondisi ini jika dibiarkan akan semakin membuat pelabuhan rusak parah karena tidak terawat. Benny pun berencana melakukan kajian agar masalah ini segera dapat diatasi sehingga dapat mendukung konektivitas antar wilayah dan akan membuka peluang menjadi penggerak ekonomi dan pariwisata di Kabupaten Kendal. (AS/E-4)