
ADE Mulyana, 40, peternak asal Kampung Barunyatu, RT 02 RW 06 Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, merasa bangga karena sapi miliknya dipilih menjadi hewan kurban Presiden Prabowo Subianto untuk Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah.
Sapi bernama Tatang tersebut berjenis Simental Cross Limosin yang memiliki bobot 1,3 ton dengan tinggi sekitar 160 sentimeter dan usia 5 tahun. Pemilihan sapi kurban Prabowo ini berdasarkan hasil seleksi ketat dengan standar kesehatan, berat badan, dan tinggi hewan kurban yang telah ditetapkan Sekretariat Presiden.
"Tatang sudah melalui tahap seleksi ketat dan pemeriksaan kesehatan ketat mulai cek darah, penyakit mulut dan kuku (PMK), Lumpy Skin Desease (LSD), dan pemeriksaan feses sehingga hasilnya dinyatakan sehat dan layak untuk hewan kurban presiden," katanya, Selasa (20/5).
Ade mengungkapkan, nama Tatang diambil dari nama pemilik pertama asal Lembang yang dibelinya saat sapi tersebut masih berusia 1 tahun dengan harga Rp70 juta. Setelah usia 5 tahun, Tatang terpilih jadi hewan kurban presiden dengan harga Rp127 juta.
"Kemarin kita technical meeting untuk negosiasi. Alhamdulilah sudah deal, harganya Rp127 juta. Untuk masalah pengiriman kemana itu baru tanggal 22 Mei diputuskan, saya diundang ke Kawaluyan Bandung," ungkapnya.
Dengan terpilihnya Tatang menjadi hewan kurban orang nomor satu di Indonesia, Ade berharap hal ini jadi penyemangat bagi peternak lainnya bahwa sektor peternakan Bandung Barat diakui secara nasional tak kalah dengan daerah lain.
"Ini baru pertama kali saya ikut seleksi, Alhamdulillah langsung lolos. Saya bangga sekaligus jadi motivasi untuk peternak lain," tuturnya.
Selain sapi Tatang, utusan Presiden Prabowo juga menunjuk sapi milik Asep Purkon, peternak asal Kampung Karyawangi, Desa Karyawngi, Kecamatan Parongpong berjenis Limosin dengan berat 1.100 kilogram.
"Ada 2 ekor sapi milik peternak asal Bandung Barat menjadi bantuan Presiden untuk Idul Adha," terang Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Bandung Barat, Wiwin Aprianti.
Sebelumnya, ada sekitar 15 ekor sapi yang terjaring seleksi dengan kriteria minimal memiliki berat 800 kilogram, sehat dan sudah mendapatkan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK). Hingga akhirnya terpilih dua ekor sapi tersebut.
"Untuk kondisi kesehatan kami selalu pantau hingga H-1 Idul Adha atau sampai dikirim. Sementara harga yang memutuskan Setpres dengan peternak, Kita hanya sebatas mengajukan," jelasnya.