
TARGET swasembada energi nasional salah satunya melalui percepatan ekosistem kendaraan listrik. Langkah ini sejalan dengan visi besar pemerintah yang menjadikan swasembada energi sebagai salah satu pilar utama arah pembangunan nasional ke depan.
National Project Manager Entrev, Boyke Lakaseru, menegaskan bahwa kendaraan listrik bukan sekadar solusi mobilitas, melainkan juga strategi kunci dalam mewujudkan kemandirian energi yang kokoh dan berkelanjutan. "Kita tidak bisa terus-menerus bergantung pada impor bahan bakar minyak. Kendaraan listrik membuka jalan bagi sistem energi yang lebih mandiri dan berbasis potensi nasional," ujar Boyke dalam keterangannya, Minggu (27/4).
Boyke memaparkan bahwa lebih dari 40 persen konsumsi energi final di Indonesia berasal dari sektor transportasi dengan dominasi penuh bahan bakar fosil impor. Peralihan ke kendaraan listrik memungkinkan kebutuhan energi nasional dialihkan ke listrik yang dapat dipasok dari pembangkit dalam negeri, termasuk dari energi baru terbarukan seperti surya, panas bumi, dan air.
"Kita punya semua sumber daya energi itu di dalam negeri. Kalau kita bisa mobilisasi kendaraan listrik secara masif, kita juga sedang menciptakan pasar domestik untuk energi nasional," jelasnya.
Entrev, sebagai proyek kolaborasi Kementerian ESDM dan UNDP dengan dukungan pendanaan dari Global Environment Facility (GEF), didesain untuk memperkuat kesiapan Indonesia dalam mengembangkan infrastruktur kendaraan listrik dari hulu ke hilir. Ia juga menekankan pentingnya mengintegrasikan kendaraan listrik dengan sumber energi terbarukan seperti PLTS atap, terutama di wilayah-wilayah nonperkotaan. (I-2)