
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memprediksi gencatan senjata antara Israel dan Hamas bisa tercapai dalam waktu satu pekan ke depan. Pernyataan tersebut disampaikan Trump saat berbicara kepada awak media, Jumat (27/6), tanpa memberikan rincian lebih lanjut mengenai siapa saja pihak yang telah dia ajak bicara dalam upaya mediasi tersebut.
"Saya pikir kesepakatan sudah dekat. Saya baru saja berbicara dengan beberapa pihak yang terlibat. Kami memperkirakan dalam seminggu ke depan akan ada gencatan senjata di Gaza," ujar Trump dikutip dari Al Jazeera.
Optimisme Trump itu muncul di tengah meningkatnya kekerasan di Gaza. Serangan pasukan Israel terus menimbulkan korban jiwa. Tekanan internasional terhadap Israel pun semakin besar, menyusul laporan yang mengungkap bahwa sejumlah tentara Israel diduga menerima perintah untuk menembak warga Palestina yang tengah mencari bantuan kemanusiaan.
Laporan investigasi dari media Israel, Haaretz, menyebut bahwa sejumlah perwira militer Israel memerintahkan pasukannya menargetkan warga sipil Palestina yang kelaparan. Otoritas di Gaza menilai temuan ini sebagai bukti tambahan atas dugaan kejahatan perang Israel di wilayah tersebut.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz membantah laporan tersebut, dengan menyebutnya tidak berdasar. Namun, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa hampir 550 warga Palestina tewas di sekitar titik-titik distribusi bantuan yang didukung AS dan Israel sejak akhir Mei lalu.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres turut mengecam situasi tersebut.
"Orang-orang tewas hanya karena berusaha mendapatkan makanan untuk diri mereka dan keluarga. Mencari makanan tidak seharusnya menjadi vonis mati," ujar Guterres.
Organisasi kemanusiaan Doctors Without Borders atau Medicine Sans Frontieres (MSF) bahkan menyebut kondisi di Gaza sebagai pembantaian yang dikemas seolah-olah bantuan kemanusiaan. (E-3)