
QUNUT Subuh, sebuah praktik yang dilakukan sebagian umat Muslim saat shalat Subuh, memuat perdebatan dan kekayaan makna. Lebih dari sekadar rangkaian kata, Qunut Subuh adalah ungkapan kerendahan diri, harapan, dan permohonan kepada Sang Pencipta di waktu fajar.
Praktik ini, meskipun tidak disepakati oleh semua kalangan, memiliki sejarah panjang dan interpretasi yang beragam dalam khazanah keilmuan Islam.
Sejarah dan Dasar Hukum Qunut Subuh
Sejarah Qunut Subuh berakar pada masa Rasulullah SAW. Terdapat riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah melakukan Qunut selama beberapa waktu ketika menghadapi musibah atau peperangan.
Namun, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai apakah Qunut tersebut bersifat permanen atau hanya dilakukan dalam kondisi tertentu.
Perbedaan ini kemudian memengaruhi pandangan tentang Qunut Subuh dalam mazhab-mazhab fikih yang berbeda. Dasar hukum Qunut Subuh menjadi titik perbedaan utama di antara para ulama.
Mazhab Syafi'i, misalnya, berpendapat bahwa Qunut Subuh adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan) berdasarkan beberapa hadis dan praktik para sahabat.
Sementara itu, mazhab Hanafi berpendapat bahwa Qunut tidak disunnahkan dalam shalat Subuh, melainkan hanya dalam shalat Witir pada separuh terakhir bulan Ramadhan.
Mazhab Maliki memiliki pendapat yang lebih bervariasi, dengan sebagian ulama membolehkan Qunut Subuh dan sebagian lainnya tidak. Mazhab Hambali umumnya tidak menganjurkan Qunut Subuh, kecuali dalam kondisi tertentu seperti musibah yang menimpa umat Islam.
Perbedaan pendapat ini menunjukkan bahwa Qunut Subuh bukanlah masalah yang qath'i (pasti) dalam Islam. Setiap mazhab memiliki dalil dan argumentasi yang kuat berdasarkan interpretasi terhadap Al-Quran dan Sunnah.
Oleh karena itu, umat Muslim diberikan kebebasan untuk mengikuti pendapat yang mereka yakini paling benar, dengan tetap menghormati perbedaan pandangan yang ada.
Bacaan Qunut Subuh dan Artinya
Bacaan Qunut Subuh yang paling umum dikenal adalah doa yang diawali dengan kalimat Allahummahdini fi man hadait... Doa ini berisi permohonan kepada Allah SWT untuk diberikan hidayah (petunjuk), kesehatan, keberkahan, dan perlindungan dari segala keburukan.
Berikut adalah bacaan Qunut Subuh beserta artinya:
اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Allahummahdini fi man hadait, wa 'aafini fi man 'aafait, wa tawallani fi man tawallait, wa baarik li fi ma a'thait, wa qini syarra ma qadhait, fa innaka taqdhi wa la yuqdha 'alaik, wa innahu la yazillu man waalait, wa la ya'izzu man 'adait, tabaarakta rabbana wa ta'aalait.
Artinya:
Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana Engkau telah memberi petunjuk kepada orang-orang yang Engkau beri petunjuk. Berilah aku kesehatan sebagaimana Engkau telah memberi kesehatan kepada orang-orang yang Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku sebagaimana Engkau telah memimpin orang-orang yang Engkau pimpin. Berkahilah aku pada semua yang Engkau berikan kepadaku. Lindungilah aku dari keburukan yang telah Engkau tetapkan. Sesungguhnya Engkau yang memutuskan dan tidak ada yang bisa memutuskan Engkau. Sesungguhnya tidak akan hina orang yang Engkau pimpin, dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi.
Selain doa di atas, terdapat juga bacaan Qunut lainnya yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Beberapa di antaranya lebih pendek dan sederhana, sementara yang lain lebih panjang dan detail.
Umat Muslim dapat memilih bacaan Qunut yang paling sesuai dengan kemampuan dan keyakinan mereka. Penting untuk memahami makna dari setiap kata yang diucapkan dalam doa Qunut. Dengan memahami maknanya, doa yang dipanjatkan akan lebih khusyuk dan bermakna.
Selain itu, memahami makna doa juga dapat membantu kita untuk merenungkan kebesaran Allah SWT dan menyadari betapa kita membutuhkan pertolongan-Nya dalam setiap aspek kehidupan.
Tata Cara Melaksanakan Qunut Subuh
Tata cara melaksanakan Qunut Subuh cukup sederhana. Qunut dilakukan setelah ruku' pada rakaat kedua shalat Subuh. Setelah bangkit dari ruku' (i'tidal), sebelum sujud, imam atau orang yang shalat sendiri mengangkat kedua tangannya seperti sedang berdoa, kemudian membaca doa Qunut.
Makmum mengamini doa imam dengan suara lirih. Jika shalat sendiri, maka doa Qunut dibaca sendiri dengan suara lirih. Setelah selesai membaca doa Qunut, imam atau orang yang shalat sendiri kemudian sujud seperti biasa dan melanjutkan shalat hingga selesai.
Tidak ada perbedaan tata cara shalat Subuh lainnya ketika melaksanakan Qunut. Yang membedakan hanyalah penambahan doa Qunut setelah i'tidal pada rakaat kedua. Jika seseorang lupa membaca doa Qunut, maka tidak perlu melakukan sujud sahwi.
Hal ini karena Qunut Subuh hukumnya sunnah, bukan wajib. Namun, jika seseorang sengaja meninggalkan Qunut Subuh, maka tidak ada dosa baginya, karena hal tersebut merupakan perbedaan pendapat di kalangan ulama.
Hikmah dan Keutamaan Qunut Subuh
Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai hukumnya, Qunut Subuh memiliki hikmah dan keutamaan yang besar. Di antara hikmah dan keutamaan Qunut Subuh adalah:
Menghidupkan Sunnah Nabi SAW:
Melaksanakan Qunut Subuh, bagi yang meyakininya, adalah bentuk menghidupkan sunnah Nabi Muhammad SAW. Dengan mengikuti sunnah Nabi, kita berharap mendapatkan keberkahan dan pahala dari Allah SWT.
Ungkapan Kerendahan Diri:
Doa Qunut berisi permohonan kepada Allah SWT untuk diberikan hidayah, kesehatan, keberkahan, dan perlindungan. Hal ini menunjukkan kerendahan diri seorang hamba di hadapan Sang Pencipta.
Mempererat Hubungan dengan Allah SWT:
Melalui doa Qunut, kita berkomunikasi langsung dengan Allah SWT. Kita memohon kepada-Nya segala kebutuhan dan harapan kita. Hal ini dapat mempererat hubungan kita dengan Allah SWT dan meningkatkan keimanan kita.
Memohon Perlindungan dari Keburukan:
Doa Qunut juga berisi permohonan agar dilindungi dari segala keburukan dan musibah. Dengan memohon perlindungan kepada Allah SWT, kita berharap agar senantiasa berada dalam lindungan-Nya.
Menambah Kekhusyukan Shalat:
Membaca doa Qunut dengan penuh penghayatan dapat menambah kekhusyukan shalat. Dengan khusyuk dalam shalat, kita dapat merasakan kehadiran Allah SWT dan lebih fokus dalam beribadah.
Selain hikmah dan keutamaan di atas, Qunut Subuh juga dapat menjadi sarana untuk mendoakan kebaikan bagi diri sendiri, keluarga, dan seluruh umat Islam. Kita dapat memasukkan doa-doa khusus dalam Qunut Subuh sesuai dengan kebutuhan dan harapan kita.
Perbedaan Pendapat dan Toleransi
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Qunut Subuh merupakan masalah khilafiyah (perbedaan pendapat) di kalangan ulama. Perbedaan pendapat ini tidak seharusnya menjadi penyebab perpecahan dan permusuhan di antara umat Islam.
Sebaliknya, perbedaan pendapat ini seharusnya menjadi rahmat dan kekayaan dalam khazanah keilmuan Islam. Umat Muslim hendaknya saling menghormati perbedaan pendapat yang ada.
Bagi yang meyakini Qunut Subuh, hendaknya melaksanakan Qunut dengan khusyuk dan tidak mencela atau menyalahkan orang yang tidak melakukannya. Bagi yang tidak meyakini Qunut Subuh, hendaknya tidak meremehkan atau menghina orang yang melakukannya.
Setiap orang berhak untuk mengikuti pendapat yang mereka yakini paling benar, dengan tetap berpegang pada Al-Quran dan Sunnah. Toleransi dalam perbedaan pendapat merupakan salah satu ciri khas Islam yang rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam).
Dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan, umat Islam dapat hidup berdampingan secara damai dan harmonis. Perbedaan pendapat seharusnya menjadi motivasi untuk saling belajar dan memahami, bukan menjadi sumber konflik dan perpecahan.
Qunut Nazilah: Qunut dalam Kondisi Tertentu
Selain Qunut Subuh, terdapat juga Qunut Nazilah, yaitu Qunut yang dilakukan ketika terjadi musibah atau bencana yang menimpa umat Islam. Qunut Nazilah dilakukan dalam setiap shalat fardhu, bukan hanya shalat Subuh.
Tata cara pelaksanaan Qunut Nazilah sama dengan Qunut Subuh, yaitu dilakukan setelah ruku' pada rakaat terakhir shalat. Doa yang dibaca dalam Qunut Nazilah adalah doa yang berisi permohonan kepada Allah SWT untuk mengangkat musibah dan memberikan pertolongan kepada umat Islam yang tertimpa musibah.
Doa Qunut Nazilah dapat disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang sedang terjadi. Umat Muslim dapat memohon kepada Allah SWT agar diberikan kesabaran, kekuatan, dan perlindungan dalam menghadapi musibah.
Qunut Nazilah merupakan bentuk solidaritas dan kepedulian umat Islam terhadap sesama. Dengan melaksanakan Qunut Nazilah, kita menunjukkan bahwa kita peduli terhadap penderitaan saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah.
Kita juga berharap agar Allah SWT segera mengangkat musibah tersebut dan memberikan kebaikan kepada seluruh umat Islam.
Kesimpulan
Qunut Subuh adalah praktik yang memiliki sejarah panjang dan interpretasi yang beragam dalam khazanah keilmuan Islam. Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai hukumnya, Qunut Subuh memiliki hikmah dan keutamaan yang besar.
Melalui doa Qunut, kita mengungkapkan kerendahan diri, memohon hidayah, kesehatan, keberkahan, dan perlindungan kepada Allah SWT. Umat Muslim hendaknya saling menghormati perbedaan pendapat yang ada mengenai Qunut Subuh.
Perbedaan pendapat ini seharusnya menjadi rahmat dan kekayaan dalam khazanah keilmuan Islam, bukan menjadi penyebab perpecahan dan permusuhan. Dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan, umat Islam dapat hidup berdampingan secara damai dan harmonis.
Selain Qunut Subuh, terdapat juga Qunut Nazilah yang dilakukan ketika terjadi musibah atau bencana yang menimpa umat Islam. Qunut Nazilah merupakan bentuk solidaritas dan kepedulian umat Islam terhadap sesama.
Dengan melaksanakan Qunut Nazilah, kita menunjukkan bahwa kita peduli terhadap penderitaan saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah. Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang Qunut Subuh dan Qunut Nazilah.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah dan taufik-Nya kepada kita semua. Wallahu a'lam bish-shawab.
Berikut adalah tabel yang merangkum perbedaan pendapat mengenai Qunut Subuh di antara empat mazhab utama:
Mazhab | Hukum Qunut Subuh | Alasan |
Syafi'i | Sunnah Muakkadah (Sangat Dianjurkan) | Berdasarkan hadis dan praktik para sahabat. |
Hanafi | Tidak Disunnahkan dalam Shalat Subuh | Hanya disunnahkan dalam shalat Witir pada separuh terakhir bulan Ramadhan. |
Maliki | Bervariasi (Sebagian Membolehkan, Sebagian Tidak) | Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama Maliki. |
Hambali | Tidak Dianjurkan, Kecuali dalam Kondisi Tertentu (Musibah) | Umumnya tidak menganjurkan, kecuali dalam kondisi tertentu seperti musibah. |
Penting untuk diingat bahwa tabel ini hanyalah ringkasan singkat. Setiap mazhab memiliki argumentasi yang lebih detail dan kompleks mengenai masalah ini. Selain itu, penting juga untuk dicatat bahwa perbedaan pendapat ini tidak seharusnya menjadi sumber perpecahan.
Umat Muslim hendaknya saling menghormati perbedaan pandangan dan fokus pada hal-hal yang menyatukan mereka, seperti keimanan kepada Allah SWT, kecintaan kepada Rasulullah SAW, dan komitmen untuk menjalankan ajaran Islam.
Semoga Allah SWT memberikan kita semua pemahaman yang benar tentang agama-Nya dan kemampuan untuk mengamalkannya dengan ikhlas. (Z-4)