Distribusi Vaksin PMK terus Diakselerasi meski Kasus PMK Melandai

3 weeks ago 16
Distribusi Vaksin PMK terus Diakselerasi meski Kasus PMK Melandai Ilustrasi(Antara)

Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan akan terus menggenjot vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) sebagai langkah strategis pengendalian PMK. Sejak awal tahun ini, Kementan telah mendistribusikan 1,4 juta dosis vaksin PMK ke berbagai provinsi untuk mendukung Bulan Vaksinasi PMK Februari 2025. 

“Distribusi ini menjadi langkah strategis dalam pengendalian PMK agar tidak kembali merebak,” kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Agung Suganda, melalui keterangannya, Kamis (20/2). 

Berdasarkan laporan di berbagai daerah, kasus PMK terus menunjukkan penurunan. Sejumlah daerah melaporkan nihil kasus, sementara wilayah lain mencatat angka infeksi yang semakin berkurang. Berdasarkan data yang dimiliki Ditjen PKH, jumlah kasus PMK yang sempat mencapai 2.412 kasus per minggu pada awal Januari 2025 kini menurun drastis menjadi hanya 18 kasus pada pekan ketiga Februari 2025.

“Kita tidak boleh lengah. Pengawasan lalu lintas ternak harus tetap diperketat, dan vaksinasi akan terus kami tingkatkan,” tegas Agung.

Jawa Timur yang merupakan wilayah endemis PMK, kini tampak mulai bangkit. Kemudian di Lamongan, pemerintah daerah menggelar vaksinasi serentak sebagai upaya pencegahan. Di Kota Kediri, vaksinasi masif sejak tahun lalu berhasil menekan angka kasus, dengan target rampung sebelum April 2025.

"Perkembangannya cukup baik, tapi vaksinasi harus tetap berjalan," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri, M. Ridwan. 

Sementara itu, di Mojokerto, sebanyak 38 ribu dosis vaksin telah diberikan dengan target nol kasus pada saat memasuki Ramadan. Di Trenggalek, vaksinasi menjadi kunci pengendalian virus PMK, sementara pasar hewan ternak khusus kambing dan domba kembali dibuka. Kemudian di pasar hewan di Tikung dan Babat, Lamongan, juga resmi kembali beroperasi. Untuk di Jombang, sebanyak 10 pasar hewan telah dibuka setelah tren kasus PMK yang kian melandai.

Kabar baik juga datang dari Aceh yang juga berhasil mengendalikan PMK. Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, mengonfirmasi bahwa sudah tidak ada laporan kejadian baru selama tiga minggu terakhir. Keberhasilan ini tidak lepas dari vaksinasi yang masif dan pengawasan ketat terhadap pergerakan ternak. 

Tak berbeda jauh, kasus PMK di Jawa Tengah juga terus menurun. Di Boyolali misalnya, tren kasus menunjukkan penurunan, dengan vaksinasi yang terus digalakkan untuk memastikan perlindungan ternak. Di Blora, pasar hewan kembali dibuka setelah sebelumnya ditutup akibat lonjakan kasus PMK. Sementara itu, di Sragen, meskipun kasus menurun, pasar hewan setempat masih belum diizinkan beroperasi.

“Peternak harus tetap menjalankan protokol pencegahan,” kata Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah, Hariyanta Nugraha. 

Sementara itu, Pasar Hewan Imogiri Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kembali beroperasi setelah sempat ditutup akibat lonjakan kasus. “Kami membuka pasar kembali karena kasus PMK sudah melandai,” tutur Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan Bantul, Imawan Eko Handriyanto. 

Di kesempatan berbeda, Direktur Kesehatan Hewan Kementan, Imron Suandy mengungkapkan untuk terus menekan jumlah kasus, pihaknya akan mendorong kolaborasi dengan pemerintah daerah dan swasta. 

“Di samping menyalurkan vaksin PMK dari Kementan, kami juga mendorong partisipasi pemerintah daerah dan sektor swasta untuk pengadaan dan operasionalisasi vaksin sebagai bentuk tanggung jawab bersama pengendalian dan penanggulangan PMK,” pungkasnya. (E-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |