Dari Liga Champions ke Old Trafford

1 week ago 11
Dari Liga Champions ke Old Trafford Suryopratomo Pemerhati Sepak Bola(MI/Seno)

MIKEL Arteta pantas untuk ekstasi. Kemenangan 7-1 yang diraih Arsenal atas PSV Eindhoven pada babak 16 besar Liga Champions di luar ekspektasi. Apalagi pertandingan pertama itu dimainkan di kandang PSV, di Stadion Philips, sehingga bayang-bayang perempat final begitu nyata di depan mata pelatih Arsenal itu.

“Saya sangat menikmati penampilan para pemain. Saya sungguh puas dengan cara mereka bermain, cara mereka mencetak gol. Malam ini penampilan mereka sungguh spesial,” kata Arteta setelah pertandingan, Selasa malam lalu.

Sebelas pemain the Gunners memang tampil agresif. Bek kanan Jurrien Timber bukan hanya berulang kali menembus pertahanan PSV, pemain asal Belanda itu juga menjadi pembuka kemenangan Arsenal. Begitu pula dengan bek kiri Riccardo Calafiori yang masuk sebagai pemain pengganti. Pemain asal Italia itu mencetak gol ketujuh the Gunners malam itu, 5 menit menjelang bubaran.

Dengan kemenangan telak itu, Arteta bisa mulai memikirkan penampilan tim asuhannya pada perempat final 8 April nanti. Besar kemungkinan lawan yang harus dihadapi ialah juara Piala Champions 15 kali, Real Madrid.

Klub raksasa Spanyol itu membuka peluang untuk terus melaju setelah meraih kemenangan penting 2-1 atas tetangganya, Atletico Madrid. Dua klub asal Madrid menampilkan adu strategi yang sangat ketat, tapi 'saudara tua' Real Madrid lebih beruntung sehingga mampu memenangi pertandingan.

FOKUS KE OLD TRAFFORD

Sukses besar di Stadion Philips membuat Arteta bisa fokus menghadapi pertandingan penting dalam Liga Primer menghadapi musuh bebuyutan, Manchester United. Arsenal diuntungkan karena mempunyai waktu istirahat dua hari lebih lama ketimbang 'Setan Merah' sebelum tampil pada Minggu besok di Old Trafford.

Meski bukan pertandingan yang mudah, Arteta bisa lebih yakin untuk memenangi pertandingan karena 'Setan Merah' sedang dilanda banyak masalah. Selain dihadapkan pada lemahnya sikap saling percaya di dalam tim, Manchester United harus menghadapi badai cedera.

Dua 

pemain Manchester United terakhir yang menghadapi cedera ialah center-back Harry Maguire dan gelandang bertahan Manuel Ugarte. Kedua pemain itu harus menjalani perawatan setelah tersingkir di kaki Fulham pada babak kelima Piala FA pekan lalu.

Di sisi lain, dengan misi harus menang—untuk mencegah Liverpool melenggang memenangi Liga Primer—Arteta bisa mempertahankan formasi Arsenal saat mengempaskan PSV. Duet kapten kesebelasan Martin Odegaard dan Declan Rice di lapangan tengah pantas diandalkan untuk kembali membuat serangan mengalir lancar menekan pertahanan lawan.

Cedera yang dialami Kai Havertz menjadi blessing in disguise bagi Arsenal. Pemain asal Spanyol Mikel Merino mampu memerankan diri sebagai ujung tombak yang tajam dan lebih produktif.

Demikian pula dengan Ethan Nwaneri yang ditempatkan bermain dari sayap kanan. Pemain Inggris berusia 17 tahun itu menunjukkan kedewasaan dalam bermain dan bisa diandalkan untuk mengisi posisi Bukayo Saka yang masih harus istirahat lantaran cedera.

Kalau berani menggebrak sejak awal pertandingan dan mencuri gol terlebih dahulu, Arsenal akan bisa lebih mudah mengendalikan permainan. Dinamisnya pergerakan semua pemain termasuk Timber dan pemain berusia 18 tahun, Myles Lewis-Skelly sebagai bek kiri, akan membuat pemain ‘Setan Merah’ kesulitan menjaga mereka.

Arsenal tentu akan lebih berbahaya apabila bisa memainkan Saka dan Gabriel Martinelli dari sayap. Namun, Nwaneri dan Leandro Trossard yang menggantikan dua penyerang sayap yang cedera itu tidak mengecewakan.

Keduanya mampu menyumbangkan gol kemenangan ke gawang PSV. Dengan semua pemain dari semua lini memiliki kemampuan mencetak gol, Arsenal pantas percaya diri merebut angka penuh di Old Trafford besok malam.

SEMAKIN MEMBURUK

Empat bulan ditangani Ruben Amorim, kondisi Manchester United semakin memburuk. Pelatih muda asal Portugal itu menjadi pelatih terburuk yang pernah menangani ‘Setan Merah’.

Bukan hanya lebih banyak kekalahan yang harus diderita Manchester United sejak kedatangan Amorim ke Old Trafford pada November tahun lalu, melainkan juga rendahnya produktivitas mencetak gol. Hanya 21 gol yang bisa dicetak anak asuhannya sejauh ini.

Badai cedera yang dialami para pemain pantas membuat ‘Setan Merah’ tidak diunggulkan. Amorim harus tampil dengan pemain yang ada, meski banyak kelemahan yang dimiliki.

Titik terlemah Manchester United terletak pada kiper Andre Onana. Kiper asal Kamerun itu terlalu banyak gaya dan sering melakukan tindakan yang membahayakan gawangnya sendiri. Padahal sejarah era emas ‘Setan Merah’ terjadi saat mereka memiliki kiper yang sangat bisa diandalkan yakni Peter Schmeichel.

Amorim sudah mencoba mengingatkan Onana untuk bermain lebih safe karena ia memiliki kemampuan itu. Namun, Onana selalu melakukan kesalahan yang sama. Amorim tidak bisa berbuat apa-apa karena kiper cadangan Altay Bayindir mengalami cedera.

Sikap kaku dari Amorim membuat kondisi tim bertambah buruk. Seperti pendahulunya Erik ten Hag, Amorim senang berkonflik dengan pemainnya. Akibatnya pemain sekelas Marcus Rashford pun bersedia dipinjamkan ke Aston Villa, dan ternyata ia tampil luar biasa di klub barunya karena memang kualitas individunya istimewa.

Sekarang keadaan semakin rumit karena banyak penyerang andalan harus istirahat akibat cedera. Bintang muda Amad Diallo harus duduk di bangku cadangan lantaran cedera yang dialami.

Tumpulnya barisan depan wajar apabila membuat ‘Setan Merah’ sulit meraih kemenangan. Kamis malam lalu beruntung mereka bisa menahan imbang Real Sociedad 1-1 pada pertandingan pertama 16 besar Liga Europa.

Tugas utama Amorim sekarang bagaimana memiliki penjaga gawang yang solid dan bisa diandalkan. Sebab, kalau terus tidak bisa mencetak gol, sementara gawang sendiri mudah kebobolan, otomatis Manchester United akan menelan kekalahan.

Kedua, bagaimana memberikan kegembiraan kepada para pemain untuk mengekspresikan diri di lapangan. Dengan bermain riang gembira bersama, maka semua pemain akan tampil utuh sebagai sebuah tim. Hanya dengan itu maka semua pemain akan mengarah pada satu tujuan yakni meraih kemenangan.

Kita tunggu saja besok malam, apakah Amorim bisa membuat ‘Setan Merah’ menjadi tim yang bermain dengan penuh kegembiraan. Atau seperti dikatakan bintang Manchester United Wayne Rooney bahwa Amorim sedang bermimpi kalau ingin membawa klub itu juara dengan kualitas tim seperti sekarang ini.

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |