CIO 200, Mengantarkan IT Leaders Indonesia ke Tingkat Dunia

3 weeks ago 23
Situs Informasi News Sekarang Tepat
CIO 200, Mengantarkan IT Leaders Indonesia ke Tingkat Dunia Diskusi pada perhelatan Indonesia CIO 200 Summit 2025 di Jakarta, Rabu (30/4).(Dok.Istimewa)

GLOBAL CIO Forum (GCF) kembali menyelenggarakan Indonesia CIO 200 Summit 2025 di Jakarta. Acara yang berlangsung pada Rabu (30/5)ini dihadiri puluhan CIO dan IT Leaders dari berbagai perusahaan di Indonesia.

GCF sendiri adalah komunitas yang didirikan oleh GEC, salah satu perusahaan media terdepan di Uni Emirat Arab. Saat ini, komunitas CIO 200 telah tersebar di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Dalam sambutannya, Chief Strategy Officer GEC Media Group, Anushree Dixit berharap CIO 200 dapat menjadi platform yang menghubungkan IT Leaders dari seluruh dunia. “Dengan adanya CIO 200, IT Leaders dapat saling berbagi dan bekerja sama dalam menjawab tantangan dan juga kesempatan di era digital,” ungkap Anushree Dixit.

Untuk menggerakkan CIO 200 di Indonesia, komunitas ini telah memiliki tiga ambassador. Mereka adalah Hendy Harianto (Group CIO & Head of Business Process Transformation Meratus Group), Sudarto Unsurlany (Head of Digitalization PT. Petrosea), dan Ichwan Peryana (Co-Founder & Director Pinjam Modal).

"Saya melihat Indonesia memiliki banyak IT Leaders yang bagus, namun kita belum memiliki platform yang kuat untuk saling terhubung. Akibatnya, kita sulit untuk berkontribusi ke komunitas maupun ke bangsa ini,” ungkap Hendy.

Kehadiran CIO 200 di Indonesia diharapkan dapat menciptakan ruang untuk saling terhubung dan memberikan dampak positif bagi Indonesia.

Menjawab Tantangan
Keberadaan komunitas seperti CIO 200 menjadi penting di tengah tuntutan transformasi digital yang semakin cepat. Seperti diungkap Wilbertus Darmadi (CIO Toyota Astra Motor) yang hadir sebagai salah satu pembicara, posisi CIO semakin krusial di era technology-driven era seperti saat ini.

“Sebagai orang IT, seorang CIO memang harus memahami perkembangan teknologi yang demikian cepat,” ungkap Darmadi. Akan tetapi, itu saja tidak cukup. “Seorang CIO juga harus dapat menyelaraskan pemahaman teknologi tersebut dengan tujuan bisnis yang ingin dicapai perusahaan,” tambah Darmadi.

Selain itu, kata dia, seorang CIO juga harus memastikan implementasi teknologi berjalan sesuai rencana sehingga berdampak positif bagi kinerja perusahaan.

Sedangkan Setiaji (Chief of Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan RI) menyebut, CIO harus memiliki kemampuan menyeimbangkan inovasi dan risiko. Apalagi sebagai bagian dari pemerintah, DTO Kementerian Kesehatan RI yang ia pimpin menyangkut kehidupan seluruh rakyat Indonesia. “Menghilangkan risiko memang tidak mungkin, namun setidaknya kita harus bisa mengelola risiko yang muncul,” ungkap Setiaji.

Karena itu, DTO Kementerian Kesehatan RI selalu berhati-hati dalam melakukan inovasi di bidang kesehatan. Hal ini dilakukan dengan berbagai cara, seperti merilis MVP (Minimum Viable Product) dalam skala kecil terlebih dahulu, melakukan pengujian dalam lingkungan terisolasi (sandbox), sampai menerapkan pendekatan secure by design. “Hal ini dilakukan agar inovasi terus berlanjut dengan risiko yang seminimal mungkin,” tambah Setiaji.

Hal serupa juga diungkapkan Ronny Tan (CIO PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia). Ia meyakini inovasi dan risiko bisa saling melengkapi. Ronny mencontohkan saat menyusun produk asuransi jiwa, pihaknya harus cermat menghitung angka yang tepat. “Jika dapat mengelola risk management dengan tepat, kami bisa membuat produk yang tepat untuk pasar,” ungkap Ronny.

Sementara Edmund Situmorang (CTO MD Corp) menyebut, semua aspek tersebut dapat dijawab dengan pendekatan teknologi yang tepat. Apalagi saat ini, ketika teknologi berkembang dengan sangat cepat. “Dan kita memang harus memanfaatkan teknologi untuk memenangkan persaingan,” tambah Edmund.

Tantangannya adalah bagaimana teknologi tersebut dapat diimplementasikan dengan cepat dan tepat. Karena itu, penting bagi CIO memiliki komunitas yang dapat saling membantu dan berbagi informasi. “Karena dengan saling berbagi, kita dapat belajar dan berkembang lebih cepat,” ungkap Edmund.

Selain melibatkan IT Leaders dari berbagai organisasi di Indonesia, Indonesia CIO 200 Summit 2025 juga diwarnai perspektif dari pelaku teknologi. Dalam acara tersebut, hadir Keith Sng (Veeam Software), Dr Kenny Hong (Oracle NetSuite), Sai Prasad Kolluri (Google Cloud Indonesia), Alexander Kuntoro (Metrodata Group ), Juliana Cen (HP Indonesia), Abhinav Garg (CAST), dan Dr. Kenny Hong (Oracle NetSuite). Para narasumber ini memaparkan perkembangan teknologi terkini yang dapat membantu CIO menjalankan tanggung jawabnya.

Acara ini juga didukung CIO Insight, media yang fokus mengangkat perspektif CIO dan IT Leaders Indonesia dalam memandang trend dan teknologi terkini.

Menuju Level Global
Acara Indonesia CIO 200 Summit 2025 juga diisi dengan penghargaan kepada IT Leaders perusahaan Indonesia yang dinilai memiliki prestasi. Penghargaan diberikan dalam empat kategori berdasarkan pengalaman di dunia IT, yaitu Next-Gen (pengalaman 5-10 tahun), Leader (10-15 tahun), Master (15-20 tahun), dan Legend (20 tahun lebih).

Nantinya, semua IT Leaders penerima penghargaan akan mengikuti proses penilaian lanjutan untuk mengikuti World CIO 200 Summit 2025 yang berlangsung di Mesir pada akhir tahun ini. (Ant/E-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |