
PERUM Bulog telah menyerap 2.023.063 ton beras dari petani lokal. Serapan itu disebut merupakan angka tertinggi sepanjang Januari–Mei selama 58 tahun berdirinya Bulog. Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyebut capaian ini sebagai “tonggak bersejarah” dalam perjalanan penyerapan beras nasional.
"Biasanya serapan sebesar ini tercapai dalam setahun penuh. Tapi kini, dalam waktu kurang dari lima bulan, kita berhasil melampauinya. Ini lompatan eksponensial,” ujar Amran dalam keterangan pers, Sabtu (10/5).
Amran menegaskan bahwa capaian tersebut sepenuhnya berasal dari hasil panen petani lokal tanpa tambahan impor beras medium sejak awal tahun.
"Ini murni produksi dalam negeri. Publik perlu tahu bahwa keberhasilan ini adalah hasil kerja keras petani dan kebijakan yang tepat sasaran,” ujarnya.
Bahkan, sambung Amran, serapan Bulog pada April 2025 mencapai 1,06 juta ton angka bulanan tertinggi sepanjang sejarah Bulog. Kini, kata Amran, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di gudang Bulog telah menembus 3,6 juta ton dan masih akan terus bertambah.
Keberhasilan ini tak lepas dari strategi penyerapan agresif oleh Bulog, sesuai arahan Presiden yang menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) sebesar Rp6.500/kg, naik dari HPP 2024 yang hanya Rp6.000/kg.
“Harga ini memberi nilai wajar bagi petani, meningkatkan pendapatan, dan memacu produksi,” jelas Amran.
Bulog juga mengerahkan Tim Jemput Gabah yang bekerja sama dengan penyuluh pertanian, Babinsa, serta kelompok tani hingga Gapoktan. Penggilingan padi dari skala kecil hingga besar pun dilibatkan untuk mempercepat pengadaan.
“Kami pastikan Bulog terus menyerap hingga kapasitas maksimal. Bahkan, kapasitas gudang telah ditambah 1,1 juta ton dan sedang dibangun 25 ribu gudang improvisasi,” tambahnya.
Menanggapi hal itu, Amran menyebut bahwa Presiden Prabowo memerintahkan pembangunan gudang darurat berumur 5–10 tahun, serta persiapan gudang permanen di setiap desa.
"Ini komitmen nyata agar seluruh hasil panen petani terserap,” tegas Amran.
Dengan serapan lebih dari 2 juta ton, Amran optimistis stok beras nasional bisa menembus 4 juta ton pada akhir Mei 2025. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, tetapi juga siap menjadi pemain utama dalam ketahanan pangan global. (H-4)