Strategi Baru Pengendalian Stunting di NTT, Ada Petugas Pendamping Keluarga Penderita

4 hours ago 4
Strategi Baru Pengendalian Stunting di NTT, Ada Petugas Pendamping Keluarga Penderita GUBERNUR Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena.(MI/ Palce Amalo)

GUBERNUR Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena mengeluarkan strategi baru yang berbeda dengan gubernur sebelumnya terkait pengendalian stunting

Emanuel mengatakan, setiap keluarga yang anak-anaknya menderita stunting akan didampingi petugas. Tugas pendamping keluarga itu antara lain memastikan tata laksana gizi, aktivitas fisik dan pengobatan sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan.

"Sekarang ini kita punya strategi baru untuk menekan stunting dengan cara di setiap rumah yang ada anak stunting itu, harus memiliki satu orang yang menjadi pendamping," kata Melkiades Laka Lena kepada wartawan di Kupang, Sabtu (10/5).

Begitu juga ibu hamil dan ibu menyusui, lanjut Melkiades, perlu didampingi satu orang sebagai pendamping untuk memastikan asupan gizi selama masa kehamilan dan menyusui tetap terpenuhi. Dengan demikian, anak yang dilahirkan tidak mengalami stunting.

Menurutnya, strategi pengendalian stunting ini serupa Juru Pemantau Jentik (Jumantik), yakni kader kesehatan yang bertugas mengerakan masyarakat dalam gerakan pengendalian demam berdarah dengue (DBD),  serta serupa pendampingan dalam pengobatan pasien TBC Resistan Obat atau TBC RO.

Tempat Pelaksanaan

Adapun pengendalian stunting ini akan dipusatkan di Posyandu di seluruh desa dan kelurahan. Untuk itu, Dinas Kesehatan Provinsi mulai melatih kader posyandu menjadi tenaga terlatih yang akan melaksanakan tugas-tugas tersebut. "Seluruh posyandu yang sudah dilatih kader maupun tenaga kesehaan, angka stuntingnya harus diturunkan," tandas Melkiades Laka Lena.

Kepala Dinas Kesehatan NTT dokter Iien Andriany mengatakan, kader posyandu yang telah menjalani pelatihan di Balai Pelatihan Tenaga Kesehatan (Bapelkes) setempat berjumlah 850 orang bersertifikat nasional. "Kami membuat 25 kompetensi dasar kader Posyandu yang merupakan strata tertinggi untuk kader," katanya.

Menurutnya, sampai 30 Mei 2025, total kader posyandu yang selesai dilatih akan mencapai 2.640 orang dan 440 tenaga kesehaan yang juga bersertifikasi nasional.

"Setiap hari tidak ada libur. Di Bapelkes sedang melakukan pelatihan, setiap hari ada 10 kelas, kita punya 88 kelas,' jelasnya. Strategi penanganan stunting tersebut diharapkan membuat angka stunting di NTT turun dari saat ini sebesar 16,9% persen pada 2024 sesuai laporan Badan Pusat Statistik. (M-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |