
CUACA mendung dan sebagian diguyur hujan tidak membuat ratusan umat Buddha dari berbagai majelis memadati kawasan obyek wisata Api Abadi Mrapen, Sabtu (10/5) mereka sangat khusuk mengikuti rangkaian ritual sakral pengambilan Api Dharma Tri Suci Waisak 2569 Buddhis Era (BE).
Pemantauan Media Indonesia Sabtu (10/5) ratusan umat Buddha ikuti rangkaian ritual sakral pengambilan Api Dharma Tri Suci Waisak 2569 Buddhis Era (BE) di obyek wisata Api Abadi Mrapen, Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, di tengah cuaca mendung dan sejumlah daerah mulai diguyur hujan alunan doa dan puja bakti di depan altar Buddha terdengar.
Lantunan doa-doa suci dari umat Buddha menciptakan suasana yang tenang membawa siapa pun yang mendengar ke masa-masa penuh ketenangan spiritual, kemudian dilanjutkan pengambilan Api Dharma dari titik Api Abadi Mrapen oleh sejumlah bhikku dengan menggunakan obor didampingi sejumlah pejabat setempat yang turut menghormati prosesi sakral ini.
Api diambil langsung dari titik sumber api abadi tersebut kemudian dipindahkan ke obor besar berbentuk bunga teratai, yang ada di atas kabin mobil bak terbuka, kemudian mulai bergerak dibawa ke Candi Mendut dan Candi Borobudur sebagai upacara pada puncak perayaan Tri Suci Waisak Senin (12/5) mendatang.
"Api dari Mrapen bukan sekadar elemen fisik, tetapi simbol mendalam tentang kebangkitan jiwa manusia dalam perayaan Waisak, karena diharapkan api abadi ini bisa membangkitkan jiwa-jiwa yang baik dalam diri kita, membangkitkan kesadaran kita untuk mengikis keserakahan, kebencian dan kebodohan," kata Bhikkhu Subhakaro Mahathera.
Tujuan akhir dari kebangkitan spiritual ini, lanjut Subhakaro Mahathera. adalah tumbuhnya cinta kasih universal dan terciptanya perdamaian dunia, sehingga api diambil dari sumber Api Abadi Mrapen di Grobogan ini akan tetap menyala dalam jiwa.
Sekretaris Jenderal Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Gunawan mengatakan api tersebut akan disakralkan di Candi Mendut sebelum dibawa ke Candi Borobudur untuk penerangan sriana berlangsung upacara Waisak mendatang, karena api ini merupakan lambang pancaran cahaya gemerlapan yang menyingkirkan kegelapan.
"Api tersebut membawa harapan kebaikan yang menyibakkan keburukkan, maka tujuan dari simbol api tersebut terlaksana, kita bisa mengembangkan cinta kasih dan mewujudkan perdamaian dunia," ujar Gunawan.
Selain unsur api diambil dari Mrapen ini, ungkap Gunawan, dalam perayaan Waisak tersebut juga juga menggunakan unsur air yang diambil dari Umbul Jumprit di Kabupaten Temanggung Minggu (11/5) besok yang kemudian akan dibawa ke Candi Mendut dan Candi Borobudur. ”Setelah disakralkan, Api Dharma dan Air Suci akan dibawa ke Candi Borobudur untuk perayaan puncak Waisak," imbuhnya.(H-2)