
PELAKSANAAN Makan Bergizi Geratis (MBG) di Lembata, Nusa Tenggara Timur, Jumat (7/3) semakin amburadul.
Selain menu yang didominasi junk food (makanan sampah), para siswa juga diberikan buah kurma dan klengkeng busuk. Menariknya menu makan bergizi geratis yang diserahkan langsung ke tangan siswa tanpa diolah.
Pantauan Media Indonesia di SDN Wangatoa, para siswa dibagikan tiga buah kurma busuk, dua buah kelengkeng, susu sereal bubuk siap saji 1 bungkus, Telur 1 butir, dan biskuit 1 buah.
Menurut informasi yang diterima Media Indonesia, perubahan menu makan bergizi gratis itu disebabkan saat ini sedang memasuki bulan puasa bagi umat muslim. Pihak penyedia mengganti menu makan siang dengan menu makan ringan yang nantinya akan bisa di bawa pulang ke rumah oleh siswa/siswi.
Salah seorang wali murid siswa SDN Wangatoa yang menjadi salah satu lokus pelaksanaan MBG di Lembata mengatakan, anaknya membuang buah kurma dan kelengkeng yang dibagikan karena sudah busuk. Sedangkan susu sereal bubuk yang dibagikan langsung dimakan anak-anak tanpa diseduh air panas.
"Kami khawatir, dengan pola makan seperti ini anak-anak akan terserang berbagai penyakit. Kami minta pemerintah pusat hentikan saja program ini. Mendingan uang untuk makan siang diserahkan kepada orangtua untuk pemenuhan gizi anak. Jangan ke vendor, agar lebih terfokus. Orangtua pasti bertanggung jawab atas tuntutan pemenuhan gizi oleh pemerintah. Kalau begini polanya, vendor kaya mendadak, sedangkan siswa pasti penyakitan," ujar Emanuel, orangtua siswa SDN Wangatoa.
Sementara itu fasilitator MBG di Kabupaten Lembata, Paulus Makarius Dolu kepada Media Indonesia, Jumat (7/3) mengaku, menu selama bulam Ramadan memang seperti itu. Menu makan siang diganti menu makan ringan.
Namun, ia menjelaskan bagi siswa nonmuslim akan dipertimbangkan kembali berdasarkan masukan dari warga.
"Ya menu bulan puasa begitu. Jalan seminggu dengan menu semuanya begitu. Input ini jadi masukan untuk nanti disesuaikan untuk siswa siswi non muslim," ujar Paul Dolu. (PT/E-4)