Bukan Kebetulan, Kepemimpinan Perlu Disiplin secara Sistematis

4 hours ago 2
Bukan Kebetulan, Kepemimpinan Perlu Disiplin secara Sistematis Ilustrasi.(Freepik)

DI dunia yang terus berubah, organisasi yang membina pemimpin di setiap jenjang tidak hanya mendapatkan keunggulan kompetitif, tetapi juga membangun budaya akuntabilitas, ketangkasan, dan keunggulan. Kepemimpinan bukanlah kebetulan, melainkan disiplin yang harus dibangun secara sadar dan sistematis.

Demikian ditegaskan Susanna Hartawan, Founder & CEO NBO Indonesia. Karena itu "Melalui kemitraan dengan Leadership Pipeline Institute (LPI), kami menghadirkan metodologi kepemimpinan yang telah teruji secara global kepada organisasi di Indonesia," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (22/5). LPI ialah pemegang resmi konsep Leadership Pipeline dan Specialist Pipeline berdasarkan pada buku best-seller The Leadership Pipeline yang terjual lebih dari 350.000 di seluruh dunia.

Menurutnya, Leadership Pipeline merupakan model yang menggambarkan tahapan transisi yang harus dilalui seseorang ketika naik ke posisi kepemimpinan lebih tinggi dalam organisasi. Setiap tahap dalam pipeline ini memiliki kebutuhan kompetensi, nilai-nilai, dan keterampilan kerja yang berbeda.

"Setiap transisi kepemimpinan, terutama dari memimpin diri sendiri ke memimpin orang lain, menuntut perubahan mendasar dalam nilai kerja, penggunaan waktu, dan keterampilan. Kita perlu melepaskan kebiasaan lama yang membuat sukses sebelumnya dan mengadopsi pendekatan baru sepenuhnya. Itulah satu-satunya cara untuk berhasil di level organisasi yang baru,” tambah Anders Ibsen, Chief Operating Officer LPI dengan 2 kantor pusat di Eropa dan USA.

Berdasarkan survei internal LinkedIn secara global, sembilan dari 10 eksekutif C-suite menempatkan kecerdasan buatan (AI) sebagai prioritas utama dan menyatakan bahwa karyawan mereka mulai memanfaatkannya. Hal ini terlihat dari peningkatan dua kali lipat dalam jumlah keterampilan AI yang dicantumkan di profil pengguna LinkedIn dibandingkan 2018. Bahkan, para eksekutif C-suite kini menambahkan keterampilan AI ke dalam profil mereka tiga kali lebih banyak dibandingkan dua tahun lalu.

"Penting bagi kita untuk memahami dampak AI terhadap pekerjaan melalui skills framework. Di dalamnya, kita dapat mengidentifikasi tiga jenis pekerjaan: pekerjaan yang terdampak atau terdisrupsi oleh generative AI, pekerjaan yang mengalami augmentasi saat AI dan keterampilan manusia saling melengkapi secara signifikan, serta pekerjaan yang relatif terlindungi atau insulated dari pengaruh AI generatif," tutur Lanny Wijaya, Head of New Business & Public Policy, Indonesia Market, LinkedIn. (I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |