BRIN Buka Peluang Kolaborasi dengan NASA untuk Riset Skala Global

9 hours ago 7
BRIN Buka Peluang Kolaborasi dengan NASA untuk Riset Skala Global (DOK BRIN)

BADAN Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Antariksa (PRA), Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) berkomitmen untuk mengembangkan riset antariksa berskala global. Hal ini diwujudkan melalui pengembangan infrastruktur riset, pemanfaatan data internasional, serta penjajakan kolaborasi strategis, termasuk dengan National Aeronautics and Space Administration (NASA).

“Kami menyambut baik kunjungan Kedutaan Besar Amerika Serikat ke Pusat Riset Antariksa (PRA, mengingat kami memiliki hubungan erat dengan NASA. Banyak periset kami yang menggunakan data dari NASA untuk mendukung riset Antariksa,” jelas Kepala PRA, Emanuel Sungging Mumpuni, saat menerima kunjungan Kedutaan Besar Amerika Serikat ke Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Samaun Samadikun, Bandung, pada Rabu (23/4).

“PRA memiliki empat Kelompok Riset, yaitu Kelompok Riset Matahari dan Aktivitasnya, Kelompok Riset Ionosfer dan Propagasi Gelombang Radio, Kelompok Riset Astronomi dan Observatorium, serta Kelompok Riset Dinamika Lingkungan Antariksa,” jelas Sungging.

Pada kesempatan tersebut, Peneliti Ahli Madya PRA, Tiar Dani, menjelaskan bahwa pihaknya menggunakan data aktivitas badai matahari dari NASA. “Kami berharap, melalui kunjungan ini, kami dapat memperoleh data secara berkelanjutan untuk mendukung riset aktivitas badai matahari,” ungkap Tiar.

Senada dengan Tiar, Ketua Kelompok Riset Matahari dan Aktivitasnya, Johan Muhamad, turut menjelaskan fokus riset yang dilakukan. “Kami mempelajari aktivitas matahari, cuaca antariksa, dan fisika matahari. Kami memerlukan data matahari sebagai pembanding untuk mendukung pendekatan fisika dalam riset kami,” jelas Johan.

Sementara itu, Peneliti Ahli Utama PRA, Thomas Djamaluddin, menjelaskan  keberadaan Observatorium Nasional (Obnas) di Timau, Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai salah satu infrastruktur riset yang dibangun BRIN. Menurutnya, Obnas Timau dapat memberikan kontribusi sangat penting bagi perkembangan astronomi global.

“BRIN saat ini tengah membangun Obnas Timau di Gunung Timau, Kupang, NTT. Observatorium ini akan dilengkapi dengan teleskop berukuran 3,8 meter yang merupakan teleskop terbesar di Asia Tenggara,” ujar Thomas.

Ia berharap kehadiran Obnas Timau dapat menggugah minat generasi muda, khususnya masyarakat lokal Timau, untuk mempelajari astronomi. “Kami berharap keberadaan Obnas Timau dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat lokal untuk mempelajari fenomena astronomi dan fisika,” harapnya.

Melalui kunjungan ini, Sungging dan Thomas berharap dapat membuka peluang kolaborasi riset dengan NASA sekaligus menjadi jembatan bagi para periset dan masyarakat sekitar Observatorium Timau untuk melanjutkan pendidikan di bidang astronomi, fisika, dan antariksa di universitas-universitas di Amerika Serikat. (H-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |