
BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, mengeluarkan peringatan dini banjir rob di wilayah pesisir utara Jawa Barat. Peringatan dini ini berlaku mulai 18 Juni sampai dengan 23 Juni 2025 mendatang.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati, Dyan Anggraeni menjelaskan sejumlah daerah pesisir utara Jabar telah diperingatkan terhadap prakiraan terjadinya banjir rob.
Dia merinci sejumlah wilayah yang bakal terdampak banjir rob tersebut. "Di Kabupaten Indramayu, wilayah yang terdampak seperti di Kecamatan Kandanghaur, Pasekan, dan Indramayu," tuturnya, Kamis (19/6).
Di Kabupaten Cirebon, wilayah yang terdampak meliputi Kecamatan Losari, Mundu, dan Gebang. Sementara Kota Cirebon yang terdampak di wilayah Lemahwungkuk dan Kejaksan.
"Di Kabupaten Subang meliputi Kecamatan Legonkulon dan Sukasari," tutur Dyan.
Sementara untuk puncak pasang maksimum rob diprakirakan terjadi pukul 15.00 hingga 20.00 WIB.
Dia menjelaskan banjir rob ini akibat adanya fenomena pasang maksimum air laut di pesisir utara Jawa Barat. "BMKG mengimbau masyarakat untuk bersiap dan mengantisipasi dampak bencana tersebut."
Banjir rob akan berdampak pada terganggunya aktivitas keseharian masyarakat dan transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir.
Masyarakat pun diminta melakukan langkah-langkah antisipasi, seperti meningkatkan kewaspadaan terhadap perubahan cuaca dan kondisi air laut, menghindari aktivitas di daerah pesisir yang berisiko terkena banjir rob, terutama saat pasang tinggi.
“Kami juga mengimbau masyarakat untuk terus mengikuti informasi dan peringatan dini dari BMKG terkait kondisi cuaca dan potensi banjir rob,” tutur Dyan.
Sementara itu dari Desa Eretan Wetan, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Supriyanto, warga, mengungkapkan banjir rob hampir setiap hari terjadi di desa mereka. "Kami pun sudah tidak nyaman."
Warga berulang kali mengunggah kondisi banjir rob di desa mereka di media sosial. Melalui unggahannya mereka meminta tolong kepada pemerintah untuk memberikan solusi terhadap kondisi yang tengah mereka hadapi saat ini.
“Tapi pemda dan DPRD tidak juga memberikan respon,” tutur Supriyanto.
Bahkan para pemuda yang tergabung dalam Pemuda Peduli Lingkungan Eretan Wetan juga telah mengirimkan surat permohonan audensi terkait persoalan banjir rob kepada instansi terkait. Namun, permohonan tersebut belum mendapat tanggapan.