
Beyoncé hadirkan ibunya Tina Knowles sebagai tamu spesial di konsernya Cowboy Carter Tour. Usai menyanyikan Protector, penyanyi berusia 43 tahun itu menghadirkan Tina yang disambut sorak sorai penonton.
Saat menyanyikan Protector, Beyonce di dampingi Blue Ivy, 13, dan Rumi, 7. Tiga generasi perempuan dari keluarga Knowles pun berdiri berdampingan sambil bergandengan tangan. Di momen itu, Beyoncé memuji sang ibu yang baru saja meraih kesuksesan besar lewat memoir barunya yang berjudul Matriarch.
"Hari ini adalah hari besar karena ibuku, yang telah bekerja begitu keras untuk bukunya, sekarang memiliki buku nomor satu di daftar bestseller New York Times," ucap Beyoncé, sambil mengajak para penonton menyanyikan, “Selamat, Mama T.”
Malam itu menjadi penampilan kedua Rumi di atas panggung bersama sang ibu saat lagu "Protector". Rumi dan saudara kembarnya Sir memang jarang tampil di hadapan publik dibanding kakak mereka, Blue Ivy.
Blue Ivy sudah rutin menari di konser sang ibu sejak Renaissance World Tour 2023. Baru-baru ini, ia juga tampil dalam pertunjukan paruh waktu NFL saat Natal 2024, yang tayang di Netflix.
Sementara itu, Sir belum pernah tampil di atas panggung selama tur ini, namun sempat muncul dalam video keluarga yang dibagikan Beyoncé.
Tur Cowboy Carter resmi dimulai pada Senin (28/4), dengan durasi tiga setengah jam dan menampilkan lebih dari 35 lagu. Melalui Instagram sehari setelah konser pembuka, Tina Knowles mengungkapkan "Protector" adalah momen favoritnya dalam pertunjukan putrinya.
“Ya Tuhan, momen ini!! Air mata, cinta, perlindungan,” tulisnya dalam caption. “Ini adalah salah satu lagu favoritku dalam album tersebut. Karena lagu ini membicarakan tentang memberikan ruang bagi anak-anak untuk tumbuh dan bersinar sendiri, tapi tetap menjadi pelindung.”
Memoar Matriarch sendiri dirilis pada 22 April dan langsung memuncaki daftar bestseller The New York Times. Beyoncé pun menulis di Instagram bahwa ia merasa "sangat bangga" atas pencapaian ibunya.
Namun sebelumnya, Tina mengaku kepada PEOPLE bahwa ia sempat ragu untuk menulis buku tersebut. "Aku hampir tidak menulisnya karena kupikir orang-orang hanya ingin tahu urusan anak-anakku saja. Mereka tidak akan tertarik padaku."
"Padahal aku telah menjalani kehidupan yang luar biasa, dan aku baru menyadarinya saat mulai menuliskan semuanya."
Tina mengatakan proses menulisnya telah dimulai lebih dari satu dekade lalu sebagai proyek pribadi untuk cicit-cicitnya kelak. "Aku mulai berpikir tentang kenyataan bahwa aku tidak pernah bertemu kakek-nenekku, dan sejarah yang kukumpulkan dari ibuku sendiri," jelasnya. "Aku berharap dulu aku lebih banyak bertanya. Aku berharap dulu aku lebih menyelidiki."
Walaupun awalnya tidak berniat menerbitkannya, Tina akhirnya merasa sudah "waktunya" agar ia bisa meninggalkan warisan bagi anak-anaknya.
"Tapi aku juga ingin mendorong anak muda maupun yang sudah tua untuk merekam cerita dari orang tua mereka dan menyimpannya," tutupnya. (People/Z-2)