
MEDIA asing menyoroti aksi protes mahasiswa bertajuk #IndonesiaGelap yang berlangsung pada 17 dan 18 Februari 2025 di berbagai kota di Indonesia.
Aksi serentak mahasiswa ini dipicu oleh kebijakan kontroversial pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, termasuk pemangkasan anggaran pendidikan untuk mendanai program makanan bergizi gratis.
Protes yang dijuluki #IndonesiaGelap itu mendapat perhatian dari media luar negeri, termasuk di Malaysia, Singapura, Hong Kong, Thailand dan Tiongkok.
Dalam laporan berjudul "Dark Indonesia’ Protests Erupt Nationwide With Students Taking to Streets", Media asal Malaysia The Star mengungkapkan ketidakpuasan masyarakat terhadap situasi terkini di Indonesia sehingga terjadinya sejumlah gerakan yang memprotes kebijakan Presiden Prabowo Subianto dan pendahulunya.
Salah satu gerakan tersebut adalah unjuk rasa nasional bertajuk Indonesia Gelap yang berlangsung pada Senin (17/2).
Aksi protes ini juga menjadi tren di media sosial dengan gambar lambang negara Garuda yang digambarkan dengan latar belakang hitam dan disertai tagar #IndonesiaGelap, yang dikenal sebagai Garuda Hitam.
Para pengunjuk rasa mengklaim bahwa Indonesia tidak maju menuju visi Indonesia Emas, tetapi malah menuju kegelapan.
Media asal Singapura, The Straits Times melaporkan demonstrasi Indonesia Gelap melalui artikel "‘Dark Indonesia’ Protests Erupt Nationwide With Students Taking to Streets".
Media itu menyoroti ketidakpuasan masyarakat terhadap situasi terkini di Indonesia terwujud dalam sejumlah gerakan yang memprotes kebijakan Presiden Prabowo Subianto
Ribuan mahasiswa turun ke jalan di berbagai kota yang dikoordinasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI).
Demonstrasi ini diperkirakan berlangsung selama tiga hari, dengan aksi unjuk rasa serentak di sejumlah daerah.
Di Jakarta, aksi unjuk rasa difokuskan di Patung Arjuna Wiwaha di perempatan Jl Medan Merdeka Barat dan Jl MH Thamrin, bersebelahan dengan Lapangan Monumen Nasional (Monas).
Surat kabar berbahasa Inggris yang berbasis di Hong Kong, South China Morning Post melaporkan dengan judul "‘Most deadly 100 days’: Indonesia’s Prabowo faces major student protests against costly policies"
Tulisan media itu, melaporkan bahwa empat bulan menjabat sebagai presiden, Prabowo Subianto menghadapi protes mahasiswa nasional pertamanya, yang tuntutannya meliputi evaluasi menyeluruh atas program-programnya yang mahal, pilihan kabinet dan pemotongan anggaran yang didorong oleh penghematan.
Protes itu berlangsung pada hari Senin dan Selasa di beberapa kota di seluruh negeri, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, dan Bali.
Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI, Herianto mengatakan puncak gerakan dilakukan di depan istana presiden di Jakarta.
"Demonstrasi hari Senin dan Selasa itu (serentak) di semua daerah, tapi puncaknya besok di depan istana, itu baru di Jakarta. Hari Kamis kan pelantikan kepala daerah [terpilih] di Jakarta," kata Herianto kepada This Week in Asia.
Para mahasiswa menuntut perbaikan dalam berbagai sektor, seperti reformasi kepolisian, peningkatan kesejahteraan rakyat, dan penegakan hukum yang adil.
Protes ini mencerminkan kekhawatiran terhadap arah demokrasi dan kebebasan sipil di Indonesia di bawah pemerintahan saat ini.
Surat kabar Asia News yang berpusat di Milan, Italia melaporkan tulisam dengan judul "Indonesian students take to the streets against Prabowo's policies".
Tulisan itu membahas soal Unjuk rasa yang dikoordinasi oleh Ikatan Mahasiswa Eksekutif Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia itu menentang pemotongan anggaran pendidikan, kebijakan represif, dan pengelolaan dana abadi Danantara.
Tagar #IndonesiaGelap menjadi viral di media sosial, sebagai tanda meningkatnya ketidakpuasan. Di Surabaya, anak muda bentrok dengan polisi.
Media besar milik Nation Multimedia Group, Asia News Network menulis judul "Indonesia President Prabowo sees major protests early in presidency".
Laporan itu menjelaskan Presiden Prabowo Subianto menghadapi protes besar pertama dalam masa jabatannya, hanya tiga bulan setelah menjabat. Hal ini dipicu oleh langkah-langkah penghematan yang dimaksudkan untuk mendanai janji-janji kampanyenya yang ambisius.
Berbaris dengan bendera dan spanduk bertuliskan “Indonesia Gelap”, ribuan mahasiswa di seluruh negeri baru-baru ini turun ke jalan untuk memprotes kebijakan pemerintah baru yang mereka katakan semakin represif dan merugikan rakyat.
Pada Januari, Presiden mengeluarkan instruksi presiden yang menyerukan pemotongan total belanja negara sebesar Rp306,7 triliun ($18,7 miliar) pada tahun 2025 untuk mendanai inisiatifnya, termasuk program makanan gratis.
Namun pada hari Sabtu, Presiden mengatakan bahwa ia mengincar lebih banyak penghematan, lebih dari Rp750 triliun melalui berbagai fase konsolidasi fiskal tahun ini.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan mengalami pemotongan hingga Rp8 triliun, termasuk untuk program sertifikasi yang didanai negara bagi guru di seluruh negeri yang memberi mereka akses ke tunjangan bulanan.
Aksi unjuk rasa mahasiswa di seluruh negeri itu menuntut, antara lain, pembatalan pemotongan anggaran dan evaluasi menyeluruh terhadap program makanan gratis.
Mahasiswa mendesak agar program tersebut tidak digunakan sebagai alat politik belaka dan menjangkau keluarga berpenghasilan rendah yang menjadi sasaran. (Fer/I-1)