Israel vs Iran: Tiga Hari Saling Serang, Korban Sipil Terus Bertambah

9 hours ago 5
 Tiga Hari Saling Serang, Korban Sipil Terus Bertambah Konflik antara Israel dan Iran(Dok. AFP)

KETEGANGAN antara Israel dan Iran terus meningkat tajam, memasuki hari ketiga saling serang dengan korban jiwa yang terus bertambah dan sasaran serangan yang semakin meluas. Situasi ini memicu kekhawatiran dunia akan potensi konflik berkepanjangan yang dapat mengguncang stabilitas kawasan Timur Tengah.

Serangan Balasan Iran Menelan Korban Jiwa

Iran meluncurkan rentetan serangan rudal mematikan ke wilayah Israel pada Sabtu malam hingga Minggu pagi. Sedikitnya 10 orang, termasuk anak-anak, dilaporkan tewas, sementara sekitar 200 lainnya mengalami luka-luka.

Sirene peringatan dan suara ledakan menggema di berbagai kota seperti Yerusalem dan Tel Aviv, memaksa jutaan warga Israel berlindung di tempat aman.

Militer Israel menyatakan pihaknya telah mencegat tujuh drone yang diarahkan ke wilayahnya. Namun, sejumlah serangan tetap berhasil mencapai target, termasuk tempat pengisian bahan bakar pesawat militer Israel, menurut pernyataan Garda Revolusi Iran. Kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman juga mengklaim telah menembakkan beberapa rudal ke arah Israel.

Israel Meluaskan Sasaran Serangan

Sebagai tanggapan, Israel meningkatkan intensitas serangan udara ke berbagai target di Iran. Setelah menghantam fasilitas militer dan nuklir serta menewaskan sejumlah ilmuwan dan pejabat tinggi Iran, Israel kini membidik infrastruktur energi.

Kementerian Perminyakan Iran mengonfirmasi bahwa dua depot bahan bakar di Teheran menjadi sasaran serangan pada Minggu pagi. Dilansir dari AFP, kobaran api di kawasan Shahran, barat laut ibu kota Iran.

Selain itu, media Iran Tasnim menyebutkan bahwa salah satu gedung di kompleks Kementerian Pertahanan juga terkena dampak serangan, meskipun belum ada tanggapan resmi dari pihak kementerian.

Diplomasi Nuklir Terancam Gagal

Ketegangan ini bertepatan dengan upaya diplomasi yang sedang berlangsung antara Teheran dan Washington terkait program nuklir Iran. Namun, serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran membuat situasi menjadi lebih rumit.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyebut serangan Israel sebagai "garis merah baru" dan menuduh Israel berusaha menggagalkan seluruh proses negosiasi. Ia juga mengecam Badan Energi Atom Internasional (IAEA) karena dinilai bungkam terhadap agresi Israel.

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menegaskan bahwa negaranya tidak akan melanjutkan pembicaraan dengan Amerika Serikat selama serangan Israel terhadap Republik Islam Iran masih berlangsung. Iran pun membatasi kerja samanya dengan IAEA, sebagai bentuk protes.

Seruan Dunia Internasional untuk Menahan Diri

Reaksi dari komunitas internasional pun bermunculan. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan telah berdiskusi melalui telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan sepakat bahwa konflik ini harus segera dihentikan.

Namun, Trump juga memperingatkan Iran agar tidak menyerang kepentingan Amerika Serikat. Ia menegaskan bahwa AS tidak terlibat dalam serangan Israel ke fasilitas nuklir dan intelijen Iran, namun akan merespons dengan "kekuatan penuh" jika Iran menyerang kepentingan AS.

Sementara itu, Irak—yang memiliki hubungan erat dengan Teheran dan juga merupakan mitra strategis AS—berupaya menjembatani komunikasi antara kedua negara guna mencegah eskalasi lebih lanjut di kawasan. (AFP/Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |