Bencana Puncak, Menteri LH: Tata Ruang Jabar Menyimpang pada 2022

4 hours ago 2
 Tata Ruang Jabar Menyimpang pada 2022 Petugas mengevakuasi korban longsor.(MI/Dede Susianti)

MENTERI Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, menyatakan bahwa tata ruang Jawa Barat tahun 2022 menyimpang. 

Hal itu disampaikan Menteri Hanif saat meninjau dua lokasi bencana banjir dan longsor di Megamendung dan Cisarua, Puncak, Bogor, Jawa Barat, Senin (7/7). 

"Kalau kemarin kami masih agak santai dengan menekan. Tapi ini sudah tidak bisa ditolerir, kami akan melakukan langkah- langkah keras untuk menyelidiki keterlibatan semua unsur yang menerbitkan tata ruang di Jabar tahun 2022," ungkap Menteri Hanif dalam keterangan persnya usai peninjauan. 

"Karena tata ruang di Jabar tahun 2022 menyimpang dari yang telah diarahkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan saat itu, terkait dengan kajian lingkungan  hidup strategis," sambungnya.

Dia menegaskan, kajian lingkungan hidup strategis itu menjadi rujukan dari perubahan tata ruang dan itu harus diacu. Tapi ternyata, faktanya berbeda jauh antara kajian lingkungan hidup strategis yang diberikan menteri dengan tata ruang yang ditetapkan oleh pemutus kebijakan di Jabar.

Fakta Penyimpangan Tata Ruang Puncak

1. Tahun 2010 kawasan itu masih berfungsi sebagai kawasan lindung, kawasan rawan bencana dan seterusnya.

2. Berdasarkan tata ruang terbaru di tahun 2022, maka Jabar kehilangan 1,2 juta hektare kawasan dengan fungsi lindung. 

3. Dari 1, 6 juta hektare itu kawasan lindungnya berubah jadi hanya 400 ribu hektare. Sebanyak 1,2 juta hektare itu berubah menjadi kawasan non-lindung.

Kunjungan Menteri LH itu menyusul terjadinya bencana banjir bandang dan longsor yang menelan banyak korban jiwa. 

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah titik di kawasan hulu DAS Ciliwung, Puncak, dilanda bencana banjir bandang dan longsor akibat guyuran hujan yang terjadi pada Sabtu (5/7) malam. 

Akibat peristiwa itu  berdasarkan data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, khusus di Puncak korban jiwa sebanyak 3 orang dan 1 masih dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian. 

Adapun titik bencana di kawasan hulu untuk di wilayah Kecamatan Megamendung bencana banjir terjadi di Desa Cipayung, Desa Cipayung Girang, dan Desa Gadog.

Kemudian Desa Sukamahi dan Desa Megamendung mengalami Longsor yang menyebabkan satu korban jiwa seorang santri berusia 22 tahun. Korban telah berhasil dievakuasi.

Kemudian di wilayah Kecamatan Cisarua ada Desa Kopo mengalami longsor yang menyebabkan kerusakan pada 3 akses jalan dan 1 rumah warga. 

Bencana longsor juga terjadi di Desa Tugu Utara dan Desa Tugu Selatan, dimana luapan air dari kawasan Rest Area Gunung Mas merendam permukiman warga dan mengakibatkan 2 rumah rusak berat. Sementara di Desa Ciburial terdapat dua korban jiwa meninggal akibat longsor. (DD/E-4)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |