Airlangga: Indonesia Komit Beli Produk Unggulan AS

8 hours ago 3
 Indonesia Komit Beli Produk Unggulan AS instagram @whitehouse(Antara)

INDONESIA tengah berada di bawah ancaman tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Bersamaan dengan itu, pemerintah bersama pelaku industri nasional memperkuat kerja sama ekonomi dengan AS dalam kerangka Kemitraan Strategis Komprehensif yang berfokus pada perdagangan dan investasi yang lebih kuat dan seimbang.

Dalam pertemuan bisnis tingkat tinggi yang digelar oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kedutaan Besar Indonesia di Washington, D.C., Indonesia menyatakan komitmennya untuk meningkatkan pembelian produk-produk unggulan Amerika Serikat, khususnya dari sektor pertanian dan energi, dengan nilai mencapai US$34 miliar atau sekitar Rp500 triliun.

"Hubungan ekonomi antara Indonesia dan AS selama ini selalu baik dan perlu terus dijaga. Salah satu langkah untuk memperkuat hubungan ini adalah melalui komitmen para pelaku usaha Indonesia untuk membeli produk-produk unggulan AS di sektor pertanian dan energi, dengan nilai total mencapai US$34 miliar," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dikutip dari siaran pers, Rabu (9/7).

Pertemuan tersebut dihadiri oleh sejumlah perusahaan besar Indonesia dari sektor strategis seperti PT Pertamina, PT Busana Apparel Group (mewakili Asosiasi Pertekstilan Indonesia), FKS Group, Sorini Agro Asia Corporindo, dan Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia. Mereka berdialog langsung dengan mitra bisnis dari Amerika Serikat untuk membahas peluang investasi dan penguatan rantai pasok.

AS sampaikan antusiasme

Dari pihak AS, sejumlah tokoh industri menyampaikan antusiasme mereka terhadap kerja sama ini. "ExxonMobil bangga dapat mendukung kebutuhan energi Indonesia. Kami membawa pengalaman selama puluhan tahun, kemampuan pasokan berskala global, serta komitmen jangka panjang untuk menjadi mitra energi yang terpercaya," ujar Wade Floyd dari ExxonMobil.

Sementara dari sektor pertanian, Bryan Wiggins dari Cotton Council International menambahkan, "Indonesia telah menjadi mitra terbaik bagi AS di bidang industri katun, salah satu dari 10 pasar eskpor terbaik," tuturnya. 

Tak hanya itu, Anne Murphy dari Cargill juga menyatakan harapannya terhadap kemitraan jangka panjang, "Indonesia adalah negara yang penting bagi kami dalam banyak hal. Kami berharap nota kesepahaman ini dan pembelian jagung awal dapat menjadi awal dari kemitraan yang lebih mendalam dan berjangka panjang, yang terus berkembang seiring waktu," jelasnya. 

Robert Cruise dari Zen-Noh Grain Corporation turut menyampaikan pandangan serupa. "Indonesia telah lama menjadi pelanggan penting, dengan permintaan yang terus meningkat terhadap produk pertanian Amerika berkualitas tinggi," ujarnya.

Hasilkan sejumlah MoU

Pertemuan tersebut menghasilkan sejumlah nota kesepahaman (MoU) antara para pelaku usaha, menandai tonggak baru dalam hubungan ekonomi bilateral kedua negara. Nota kesepahaman tersebut membuka peluang kerja sama baru di berbagai sektor.

"Kami meyakini, kemitraan ini dapat menciptakan ribuan lapangan kerja yang berkualitas, mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta meningkatkan pertukaran pengetahuan dan teknologi di kedua negara," ungkap Wakil Duta Besar dan Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Sade Bimantara. 

Melalui pendekatan yang saling menghormati dan berpandangan ke depan, Indonesia berharap kerja sama ekonomi ini tak hanya membawa manfaat bilateral, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas dan kemakmuran regional serta global. 

Berlaku 1 Agustus

Di tempat terpisah, Presiden AS Donald Trump menyatakan tarif yang tercantum dalam surat tarif kepada pemimpin 14 negara, termasuk Indonesia, akan dibayarkan mulai 1 Agustus dan periode tersebut tidak akan diperpanjang.

"Sesuai surat yang dikirimkan ke berbagai negara kemarin, selain surat yang akan dikirimkan hari ini, besok, dan untuk periode singkat berikutnya, TARIF AKAN MULAI DIBAYARKAN PADA 1 AGUSTUS 2025," tulis Trump di media sosial pada Selasa (8/7) waktu setempat.

"Tidak ada perubahan hingga tanggal ini, dan tidak akan ada perubahan. Dengan kata lain, semua pembayaran akan jatuh tempo dan dibayarkan mulai 1 AGUSTUS 2025 - Tidak ada perpanjangan yang akan diberikan," tegas dia.

Trump juga memperingatkan bahwa tarif dapat dinaikkan di atas tarif masing-masing negara jika negara-negara tersebut merespons dengan tarif mereka sendiri terhadap AS. (Mir/Ant/I-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |