Air Mata Di Maria Iringi Laga Terakhir Bersama Benfica Usai Disingkirkan Chelsea

6 hours ago 2
Air Mata Di Maria Iringi Laga Terakhir Bersama Benfica Usai Disingkirkan Chelsea Benfica vs Chelsea.(Youtube FIFA)

ANGEL Di Maria tak kuasa menahan tangis usai Benfica tersingkir di babak 16 besar Piala Dunia Antarklub 2025 oleh Chelsea. Laga yang berlangsung di Bank of America Stadium, Charlotte, pada Minggu (29/6) dini hari WIB, menjadi pertandingan terakhir sang pemain bersama klub Portugal tersebut.

Chelsea unggul lebih dahulu melalui gol Reece James pada menit ke-64. Pertandingan sempat terhenti pada menit ke-86 akibat cuaca buruk, termasuk hujan deras dan petir, di sekitar stadion. Laga baru dapat dilanjutkan dua jam kemudian.

Setelah pertandingan kembali berlangsung, Benfica berhasil menyamakan kedudukan lewat penalti Angel Di Maria di menit ke-90+5. Penalti diberikan wasit usai handball yang dilakukan oleh Malo Gusto.

Skor imbang 1-1 memaksa laga berlanjut ke babak perpanjangan waktu. Situasi semakin sulit bagi Benfica setelah Gianluca Prestianni diusir keluar lapangan karena kartu merah pada menit ke-92.

Chelsea memanfaatkan keunggulan jumlah pemain dengan mencetak tiga gol tambahan di masa tambahan waktu. Gol-gol tersebut dilesakkan oleh Christopher Nkunku, Pedro Neto, dan Kiernan Dewsbury-Hall, yang memastikan kemenangan 4-1 bagi tim asal Inggris tersebut dan tiket ke perempat final.

Sementara itu, Benfica harus angkat kaki dari turnamen. Seusai peluit panjang dibunyikan, Angel Di Maria tampak emosional dan menangis di lapangan. Laga ini menandai akhir dari perjalanan keduanya bersama Benfica.

Pemain asal Argentina itu akan melanjutkan kariernya dengan kembali ke kampung halaman, bergabung bersama Rosario Central, klub tempat ia memulai karier profesionalnya. 

Di Maria telah menjalani dua periode bersama Benfica, yaitu pada 2007-2010 dan kembali pada 2023 di fase akhir kariernya.

Sepanjang membela Benfica, Di Maria mencatatkan total 216 penampilan, mencetak 51 gol, dan menyumbangkan 53 assist. 

Klub asal Portugal tersebut menjadi batu loncatan penting dalam kariernya, yang kemudian membawanya bermain di level tertinggi bersama Real Madrid, Manchester United, Paris Saint-Germain, dan Juventus.

Meninggalkan Benfica bukanlah hal yang mudah bagi Di Maria, mengingat besarnya peran klub dalam perjalanan kariernya. Namun, keputusan untuk kembali ke Rosario Central menjadi penutup emosional bagi kisah panjangnya di Eropa. (I-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |