Ada Ramadan dan Lebaran, Inflasi Maret Diperkirakan Naik Moderat

1 month ago 22
Ada Ramadan dan Lebaran, Inflasi Maret Diperkirakan Naik Moderat Pedagang melayani pembeli di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.( ANTARA/Yulius Satria Wijaya)

KEPALA Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan inflasi Maret 2025 meningkat secara moderat karena faktor musiman (seasonal) yakni Lebaran yang biasanya meningkatkan konsumsi, khususnya pangan dan sandang.

"Meski demikian, inflasi diperkirakan tetap terkendali mengingat pemerintah aktif mengatur kebijakan harga pangan dan transportasi," katanya, Kamis (13/3).

Josua menjelaskan, berakhirnya kebijakan diskon tarif listrik pada Februari 2025 akan mengurangi efek deflasi komponen harga diatur pemerintah (administered price) dan berpotensi mendorong inflasi kembali naik pada Maret 2025.

Namun, pada Maret 2025 yang merupakan periode Ramadan dan menjelang Idul Fitri, pemerintah menerapkan kebijakan baru berupa diskon tarif tol sebesar 20%-30% serta diskon tiket pesawat sebesar 13%-14%.

Kebijakan tersebut diperkirakan dapat membantu menahan laju inflasi, terutama dari sisi transportasi.

Program diskon tarif listrik sebesar 50% telah berakhir pada akhir Februari 2025. Program ini diadakan sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap masyarakat dalam mengurangi beban ekonomi. Per 1 Maret 2025, tarif listrik berlaku normal sesuai dengan ketetapan tariff adjustment triwulan I tahun 2025.

Program diskon tarif listrik telah memberikan andil pada deflasi Januari-Februari 2025. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2025 tercatat deflasi sebesar 0,76% (mtm) sehingga secara tahunan inflasi IHK menurun menjadi 0,76% (yoy).

Selanjutnya, IHK Februari 2025 tercatat deflasi sebesar 0,48% (mtm), sehingga secara tahunan IHK mengalami deflasi 0,09% (yoy).

Josua mengatakan deflasi yang belakangan ini terjadi bukan sepenuhnya disebabkan oleh pelemahan daya beli, melainkan akibat intervensi pemerintah melalui kebijakan administered price seperti diskon tarif listrik.

Hal ini tercermin dari inflasi administered price yang mengalami deflasi signifikan akibat program diskon listrik temporer.

Merujuk pada data BPS, kelompok administered price pada Januari 2025 tercatat mengalami deflasi sebesar 7,38% (mtm).

Pada Februari 2025, kelompok administered price kembali tercatat deflasi yakni sebesar 2,65% (mtm) meski tidak sedalam deflasi bulan sebelumnya. (Ant/E-1)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |