
DALAM mendukung pengelolaan logistik di lingkungan KAI Group, khususnya dalam segmen Project Logistik, KAI Logistik berhasil mengelola logistik untuk 55 unit rencana Kereta Rel Listrik (KRL) afkir atau yang tidak lagi beroperasi di Depo KRL Depok Jawa Barat (Jabar).
Manajer Wilayah Barat KAI Logistik, Yudy Armand Ariefn kemarin menyatakan keberhasilan penataan KRL afkir ini mencerminkan kepercayaan terhadap kapabilitas perseroan.
"Kami telah membuktikan kapasitas dan kapabilitasnya khususnya dalam penanganan heavy cargo dan menjadi ekosistem logistik di industri perkeretaapian. Proyek pemindahan KRL afkir ini semakin menunjukkan peran strategis perseroan dalam mendukung pengelolaan logistik sarana perkeretaapian," papar Yudy.
Menurut Yudy, pekerjaan pengiriman 55 unit rencana KRL afkir ini dilaksanakan sejak 14 April 2025 secara bertahap, mulai dari relokasi jaringan Listrik Aliran Atas (LAA), pemadatan dan penataan lahan di titik penempatan baru, hingga pemindahan unit KRL dari jalur rel ke lokasi non-rel (unspoor) di sisi barat Depo KRL Depok.
Cermat dan sistematis
Proses penyusunan unit dilakukan dengan cermat dan sistematis, serta berhasil diselesaikan dalam waktu 23 hari kalender, jauh lebih cepat dari target maksimal 60 hari pelaksanaan kerja.
"Meski menghadapi tantangan cuaca ekstrem seperti hujan disertai petir selama proses pemindahan, kami mampu menyesuaikan strategi di lapangan agar pekerjaan tetap berjalan sesuai rencana," ujarnya.
Yudy menambahkan, penggunaan alat berat seperti excavator, bulldozer, wales stoom dan crawler crane menjadi pendukung utama pemindahan unit di area. Sebagai Badan Usaha Angkutan Multimoda (BUAM), KAI Logistik juga memiliki fleksibilitas untuk mengombinasikan skema transportasi sesuai kebutuhan proyek.
Kini 55 unit KRL afkir ini, telah tersusun rapi di lokasi penempatan baru yang terletak di sisi barat depo, berdampingan dengan 32 unit rencana KRL afkir yang telah terlebih dahulu dipindahkan pada bulan Desember 2024.
"Setiap unit KRL memiliki bobot antara 25 hingga 30 ton dengan variasi tipe yang berbeda, menambah kompleksitas pekerjaan namun tetap dapat diselesaikan sesuai standar keselamatan dan efisiensi waktu," terangnya
SOP ketat
Sebagai bentuk komitmen terhadap keselamatan lanjut Yudy, pihaknya selalu menjalankan SOP ketat dalam proses pengiriman, termasuk joint inspection dan verifikasi kondisi barang sebelum dimuat. Proyek ini juga dilaksanakan sesuai dengan ketentuan PP No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan Permenhub No. 69 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian (SMKP).
Yudy mengatakan Keberhasilan ini menjadi bukti kemampuan BUMN milik pemerintah ini dalam menangani pengangkutan khusus barang berat dan berdimensi besar secara aman, efisien dan sesuai dengan standar keselamatan.
"Melalui proyek ini, kami kembali membuktikan kapasitas dan kapabilitasnya dalam layanan project logistics, terutama untuk pengiriman sarana dan prasarana perkeretaapian. Sejalan dengan semangat KAI Logistik, is possible!. Kami akan terus meningkatkan kualitas layanan serta memberikan solusi pengiriman logistik yang efisien, kompetitif dan terpercaya," sambungnya. (E-2)