3 Negara Serumpun Perkuat Diplomasi Bahasa lewat Forum Ketua MABBIM di Brunei

1 day ago 5
3 Negara Serumpun Perkuat Diplomasi Bahasa lewat Forum Ketua MABBIM di Brunei Forum Ketua MABBIM(Dok. Forum Ketua MABBIM )

KERJA sama kebahasaan kawasan serumpun kembali dipererat dalam Forum Ketua Majelis Bahasa Brunei Darussalam–Indonesia–Malaysia (MABBIM) yang resmi dibuka di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.

Forum ini mempertemukan delegasi tinggi dari tiga negara anggota MABBIM serta pemerhati dari Singapura, dalam semangat kebersamaan dan tekad memperkokoh peran bahasa sebagai identitas dan kekuatan diplomasi regional.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) ini menjadi tindak lanjut konkret dari Sidang Eksekutif MABBIM ke-59 yang digelar di Bogor pada 2023.

Dalam forum ini, Kepala Badan Bahasa RI sekaligus Ketua MABBIM Indonesia, Hafidz Muksin, menyampaikan bahwa forum ini merupakan manifestasi nyata dari komitmen trilateral memperkuat posisi bahasa Melayu dan bahasa Indonesia dalam konteks global.

“Bahasa adalah cermin budaya dan jati diri bangsa. Forum ini menandai keseriusan tiga negara dalam mengembangkan bahasa sebagai medium ilmu pengetahuan, teknologi, dan diplomasi,” ujar Hafidz dalam sambutannya.

Ia juga menekankan bahwa diplomasi bahasa menjadi instrumen penting menghadapi tantangan global, terutama dalam era digital yang menuntut relevansi baru bagi bahasa-bahasa nasional.

Sinergi Strategis Lewat Agenda Konkret

Forum Ketua MABBIM 2025 membahas sejumlah agenda strategis, di antaranya laporan hasil Musyawarah Sekretariat MABBIM Tahun 2024 dan persiapan Pertemuan Tiga Menteri yang akan digelar Oktober mendatang. Momen penting ini diproyeksikan menjadi landasan penguatan kebijakan kebahasaan di kawasan dan mempertegas arah kerja sama ke depan.

Pernyataan Bersama MABBIM yang dirancang dalam forum ini akan menjadi komitmen tertulis antarnegara dalam menjaga kesinambungan program, termasuk inisiatif baru seperti Penataran Korpus Leksikografi dan Leksikologi — program peningkatan kompetensi dalam pengelolaan korpus dan penyusunan kamus yang relevan dengan perkembangan linguistik modern.

Dalam forum ini pula, MABBIM Malaysia memaparkan pembaruan terhadap Tatakerja MABBIM, sementara MABBIM Brunei memperkenalkan versi baru Panduan Penyelenggaraan Forum. Kedua dokumen tersebut diharapkan menyederhanakan koordinasi lintas negara dan meningkatkan efektivitas program kebahasaan bersama.

Menuju Tonggak Sejarah: Pertemuan Tiga Menteri dan Sidang Pelindung MABBIM
Pertemuan puncak tiga menteri—dari Brunei Darussalam, Malaysia, dan Indonesia—dijadwalkan berlangsung pada Oktober 2025 bersamaan dengan Bulan Bahasa Nasional Indonesia. Sidang ini akan menandai Sidang Pelindung MABBIM pertama dalam hampir dua dekade, setelah terakhir kali Komunike Bersama ditandatangani pada 31 Juli 2006.

“Pertemuan para Menteri adalah kunci memperkuat legitimasi politik dan publik atas arah kebijakan bahasa serumpun. Ini menjadi medan strategis untuk memperluas visi dan daya jangkau MABBIM ke kancah internasional,” kata Tuan Haji Mohammad Johari bin Hasan, Ketua Perwakilan MABBIM Malaysia.

Senada, Ketua Perwakilan Brunei Darussalam, Tuan Haji Awang Suip bin Abdul Wahab, menekankan pentingnya forum ini sebagai medium untuk “menjenamakan semula” MABBIM dan menyusun langkah-langkah nyata bagi masa depan bahasa Melayu dan Indonesia dalam era digital.

Solidaritas Serumpun dan Harapan Generasi Muda

Forum ini juga mendapatkan apresiasi dari pemerhati Singapura, Dr. Nuraini binti Ismail, yang menyebut MABBIM memiliki potensi besar menjadi pilar diplomasi kultural dan edukatif di Asia Tenggara. Ia menyoroti pentingnya menanamkan kebanggaan terhadap bahasa negara di kalangan generasi muda sebagai investasi masa depan.

Dengan dukungan kuat dari negara anggota, termasuk kesediaan Malaysia dan Brunei mengirimkan delegasi tingkat tinggi dan partisipasi para pakar bahasa dari Singapura, Forum Ketua MABBIM 2025 menegaskan bahwa diplomasi bahasa bukan sekadar wacana, melainkan aksi nyata menjaga jati diri kawasan. (RO/Z-10)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |