
KEPALA Badan SAR Nasional Manokwari Yefri Sabaruddin mengungkap pihaknya kembali menemukan satu korban pada Jumat (23/5) malam saat operasi pencarian hari ketujuh korban banjir bandang yang terjadi di Kampung Jim, Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat.
Jumlah keseluruhan korban dalam peristiwa itu sebanyak 24 orang, terdiri atas lima orang selamat, 16 korban meninggal dunia, sedangkan tiga korban lainnya belum berhasil ditemukan.
"Satu jenazah yang dievakuasi hari ini langsung dikirim ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua Barat untuk proses identifikasi," kata Yefri.
Dia menjelaskan, lima orang yang berhasil menyelamatkan diri ketika bencana terjadi yaitu Fretswan Unas, Juandi Takaliumang, Yeskiel Takaliumang, Karunyak Takaliumang, dan Erik. Tim SAR gabungan kemudian melakukan operasi pencarian terhadap 19 orang yang dinyatakan hilang, namun hingga pelaksanaan operasi hari ketujuh hanya ditemukan 16 korban.
"Kami masih berdiskusi dengan keluarga korban, apakah operasi akan dilanjutkan atau ditutup," ungkapnya.
Dari 16 korban yang meninggal dunia, kata dia, terdapat satu korban atas nama Harun Maidodga yang tidak dilakukan proses identifikasi karena langsung diambil oleh pihak keluarga. Sebanyak 15 jenazah dilakukan identifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) dan Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) Polda Papua Barat.
"Satu jenazah itu langsung diambil pihak keluarga karena masih dapat dikenali," tuturnya.
Kepala Biddokes Polda Papua Barat Kombes Pol dr Iskandar mengatakan ada 13 jenazah yang sudah teridentifikasi, yaitu Yoseph Ermilianus Efrem, Porman Takaliumang, Okden Wote, dan Joni Rahawari. Kemudian Once Takaliumang, Lauriensius Denilson Armanto, George Takaliumang, Harispen Tampil, Reki Wote, Melkianus Isba, Oktavianus Petrus Alwandi, Yan Leo, dan Robertus Edison Nurak.
"Sisanya masih dalam proses identifikasi oleh Tim DVI Biddokes dan INAFIS Ditreskrimum Polda," ucap Iskandar.
Menurut dia, tujuh jenazah telah diserahterimakan kepada keluarga korban, sedangkan enam lainnya dalam proses untuk melengkapi berita acara sebelum diserahkan kepada keluarga. Kondisi sebagian besar jenazah yang membusuk dan dipenuhi material longsor menyulitkan tim melakukan pencocokan data antemortem sekunder dengan post mortem primer.
"Kendala yang paling krusial itu karena kondisi jenazah penuh lumpur dan sudah membusuk, sehingga butuh waktu untuk identifikasi."
Bencana alam berupa banjir bandang dan tanah longsor melanda Kampung Jim (Meyes), Distrik Catubouw, pada 16 Mei 2025 sekira pukul 21.00 WIT.(M-2)