
ANDA suka makan yogurt untuk sarapan? Kandungan probiotiknya dianggap sebagai pilihan yang tepat untuk sistem pencernaan pada pagi hari. Siapa sangka mengonsumsi yogurt manis secara rutin dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung. Pasalnya kandungan gula tambahan, yang sering kali tersembunyi di balik label “sehat”.
Yogurt dengan rasa buah kerap menggandung gula tambahan dalam jumlah yang cukup signifikan. Ketika kita mengonsumsinya dalam jumlah berlebihan, gula yang berlebih ini dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam tubuh. Kadar trigliserida yang meningkat berpotensi memicu pembentukan plak di pembuluh darah. Jika kondisi ini berlangsung dalam jangka panjang, risiko penyumbatan arteri dan serangan jantung pun akan semakin tinggi.
Menurut para ahli gizi, yogurt kemasan dengan rasa manis bisa mengandung lebih dari 20 gram gula dalam setiap sajian. Bayangkan, jika kita mengonsumsinya setiap pagi, hal ini bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Lonjakan ini tidak hanya meningkatkan risiko diabetes, tetapi juga dapat berakibat pada komplikasi kardiovaskular yang serius.
Dr. Adeline Jaclyn, seorang ahli gizi, menegaskan bahwa pola makan yang tinggi gula dan rendah serat adalah kombinasi yang sangat berbahaya bagi kesehatan jantung. Ia mengingatkan bahwa konsumsi yogurt manis yang berlebihan hanya akan memperparah risiko ini.
Kandungan gula yang tinggi bisa menimbulkan peradangan kronis di pembuluh darah. Kondisi itu menurunkan elastisitas pembuluh darah yang bisa meningkatkan tekanan darah dan risiko aterosklerosis. Hal ini dapat terjadi bahkan pada individu yang tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Di samping itu, lonjakan kadar gula darah yang konstan bisa memicu kelelahan metabolik, yang dapat merusak fungsi organ-organ vital.
Meskipun yogurt memiliki sejumlah manfaat yang baik, seperti probiotik, banyaknya gula dalam yogurt manis sering kali menutupi sisi positif tersebut. Terlebih jika yogurt tersebut dikombinasikan dengan sereal manis atau granola, yang dapat membuat total konsumsi gula dalam satu waktu makan menjadi sangat tinggi. Banyak orang yang berpikir bahwa mereka sedang menjalani pola makan sehat, padahal yang terjadi justru sebaliknya.
Dr. Jovita Amelia, seorang ahli gizi klinis, menambahkan bahwa kunci untuk menjaga pola makan yang sehat terletak pada kebiasaan membaca label gizi dan membatasi konsumsi makanan olahan yang mengandung banyak gula. “Banyak orang tidak sadar bahwa menu yang terlihat sehat bisa berisiko jika tidak dikelola dengan bijak,” ungkapnya.
Ia merekomendasikan untuk memilih yogurt tawar tanpa tambahan gula dan menambahkan potongan buah segar sebagai alternatif yang lebih sehat. Selain itu, penting juga untuk meningkatkan asupan serat dari sayuran, buah-buahan utuh, dan biji-bijian guna menjaga kestabilan kadar gula darah serta kesehatan jantung secara keseluruhan.
Masyarakat diimbau untuk lebih kritis terhadap klaim “sehat” pada produk makanan kemasan. Di balik label “natural” atau “rendah lemak” ternyata masih ada kandungan gula yang tinggi. Membaca informasi nilai gizi secara menyeluruh dapat membantu konsumen menghindari jebakan makanan manis yang tersembunyi, termasuk dalam yogurt yang sering kali tampak menyehatkan.
Dengan pemahaman yang lebih baik, konsumen tetap bisa menikmati yogurt sebagai bagian dari sarapan, tetapi dalam versi yang lebih sehat dan tidak membahayakan kesehatan jantung. (Halodoc/Alodokter/Z-2)