Waspada Mpox: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi Cacar Monyet

1 day ago 6
 Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi Cacar Monyet Ilustrasi(freepik)

MASYARAKAT Indonesia kembali dihebohkan oleh munculnya wabah Mpox. Cacar monyet atau dikenal dengan nama Monkeypox adalah penyakit yang timbul akibat infeksi virus. 

Infeksi ini pada umumnya ditandai dengan kemunculan benjolan bernanah di kulit. Penyakit ini dapat menular kepada manusia melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti monyet, tikus, tupai, atau hamster. 

Meskipun gejala dari monkeypox (Mpox) tergolong ringan, jika tidak ditanggapi dengan tepat, gejala tersebut bisa berkembang menjadi lebih serius dan berpotensi fatal. 

Berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2024, di Indonesia tercatat hampir 88 kasus Mpox yang sudah dilaporkan. Oleh karena itu, pentingnya untuk tetap waspada terhadap penyakit ini.

Berikut adalah gejala, penyebab, dan metode untuk menghadapi penyakit Mpox pada manusia.

Gejala Penyakit Mpox

Secara kasat mata, cacar monyet (Mpox) tampak sangat mirip dengan gejala cacar air. Namun, pada Mpox, pembengkakan terjadi pada kelenjar getah bening yang terletak di bawah leher.

Gejala Mpox terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama merupakan fase prodmoral, ditandai dengan munculnya demam, sementara tahap kedua adalah fase erupsi yang ditandai dengan munculnya ruam. Fase erupsi biasanya terjadi setelah 1 hingga 3 hari dari fase prodmoral. Di bawah ini adalah rincian kedua fase gejala ini.

Fase Prodmoral

Fase prodmoral dicirikan oleh gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, atau kelelahan. Jika seseorang mengalami gejala semacam ini, berarti mereka telah terinfeksi penyakit cacar monyet (Mpox).

Fase Erupsi

Setelah melewati fase prodmoral, fase erupsi akan muncul dalam 1 hingga 3 hari. Di fase ini, ruam atau lesi mulai timbul pada kulit, dimulai dari wajah sebelum menyebar ke bagian-bagian tubuh lainnya secara bertahap.

Ruam ini biasanya muncul sebagai bintik merah yang mirip cacar (maculopapular), yang kemudian membentuk lepuh berisi nanah. Pada akhirnya, cacar tersebut akan mengeras dan kemudian terlepas.

Secara umum, gejala dari cacar monyet (Mpox) dapat berlangsung antara 2 hingga 4 minggu sampai lesi tersebut hilang dengan sendirinya dan terlepas.

Penyebab Cacar Monyet (Mpox)

Penyakit Mpox disebabkan oleh virus yang dikenal sebagai Monkeypox. Virus ini dapat berpindah dari hewan ke manusia serta antar sesama manusia. Penularan dari hewan bisa terjadi melalui gigitan atau cakaran hewan, seperti monyet, tikus, tupai, atau hamster yang terinfeksi.

Hewan yang sering terinfeksi monkeypox umumnya adalah primata atau rodentia liar. Sementara itu, hewan peliharaan jarang terjerat atau menularkan virus ini, kecuali jika mereka dibiarkan berkeliaran di luar.

Sementara itu, penularan virus Mpox antar manusia dapat terjadi melalui droplet air liur atau melalui kontak langsung dengan luka yang ada di kulit, mulut, atau area genital individu yang terinfeksi. Penularan monkeypox dapat terjadi melalui:

  • Interaksi langsung
  • Sentuhan fisik
  • Aktivitas seksual, termasuk oral
  • Kontak dengan benda, seperti pakaian atau sprei, yang sebelumnya dipakai oleh orang terinfeksi.

Cara Mengatasi Penyakit Cacar Monyet (Mpox)

Umumnya, Mpox hanya menimbulkan gejala yang ringan dan dapat hilang tanpa memerlukan perawatan medis. Kondisi ini biasanya pulih dalam waktu 2 sampai 4 minggu.

Namun, individu yang terinfeksi monkeypox sebaiknya diisolasi di tempat terpisah, baik di rumah atau di fasilitas kesehatan, untuk mencegah penularan penyakit ini. Isolasi berlangsung dari saat gejala pertama kali tampak hingga ruam menghilang dan kerak terlepas dengan sendirinya. Langkah-langkah lain yang perlu diambil untuk mencegah penularan monkeypox meliputi:

  • Melakukan isolasi di rumah
  • Menghindari berbagi ruangan dengan anggota keluarga lainnya
  • Mencuci tangan menggunakan sabun dan air
  • Menghindari kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi
  • Mengonsumsi makanan bergizi
  • Beristirahat yang cukup
  • Tidak menggaruk atau sengaja memecahkan bintil, karena ini dapat menyebabkan infeksi pada luka yang dapat memperlambat proses penyembuhan.

(Kemenkes.Siloam Hospital/Mitra Keluarga/Z-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |