
BANJIR kembali merendam Perumahan Dinar Indah, Kecamatan Tembalang dan sejumlah kelurahan serta ruas jalan penghubung antar kecamatan di.Kota Semarang, Jawa Tengah. Puluhan keluarga harus mengungsi dan tidur di masjid karena ketinggian air terus meningkat sejak Sabtu (17/5) malam.
Pemantauan Media Indonesia Minggu (18/5) hujan lebat mengguyur sejumlah daerah di Jawa Tengah tersebut mengakibatkan volume air di Sungai Babon, Kota Semarang meningkat drastis hingga menyentuh bibir tanggul dan drainase meluap hingga membanjiri perumahan dengan ketinggian hampur mencapai satu meter. Bahkan pada pukul 20.47 WIB Sirine Sistem Peringatan Dini (early warning system) meraung-raung membuat warga berbondong-bondong menyelamatkan diri.
"Air dengan cepat meninggi dan merendam perumahan. Warga segera bergerak untuk menyelamatkan diri menuju masjid untuk mengungsi," kata Catur, Ketua RW 26 Perumahan Dinar Indah, Kelurahan Meteseh, Kota Semarang Minggu (18/5).
Sementara itu, Yusman,45, warga setempat mengatakan di tengah guyuran hujan puluhan keluarga di perumahan ini bergerak menuju ke masjid, apalagi banjir telah merendam ruas jalan pemukiman mencapai 30 centimeter dan terus meningkat. "Kami khawatir banjir besar dengan ketinggian mencapai 3 meter seperti terjadi tahun lalu terulang, sehingga kami memilih mengungsi," tambahnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang Endro P. Martanto mengatakan banjir tidak Ganta merendam perumahan itu, jalan menghubungi Meteseh ke Rowosari juga lumpuh karena terendam banjir dengan ketinggian mencapai 50-70 centimeter yang berasal dari air sungai yang meluap hingga lalulintas terganggu
Hujan lebat mengguyur di daerah hulu di Kota dan Kabupaten Semarang, ungkap Endro P Martanto, terjadi sejak Sabtu sore mengakibatkan volume air sungai melonjak dan meluap di sejumlah kelurahan berada di daerah aliran sungai (DAS) tersebut. Banjir tidak dapat dihindari sehingga warga terutama di Perumahan Dinar Indah, Kecamatan Tembalang memilih mengungsi.
"Kami langsung menurunkan petugas untuk mengevakuasi warga, setelah sirine sistem peringatan dini berbunyi langsung bergerak cepat, usaha dilakukan paling utama adalah menyelamatkan jiwa," ujar Endro P Martanto. (E-2)