Waduh, Ditemukan 81 Kasus HIV/AIDS di Kudus 6, Meninggal

4 hours ago 1
Waduh, Ditemukan 81 Kasus HIV/AIDS di Kudus 6, Meninggal Bupati Kudus Sam’ani Intakoris bersama Wakil Bupati Bellinda Birton menerima audiensi perwakilan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA).(MI/Akhmad Safuan)

SELAMA enam bulan yakni Januari - Juni, ditemukan 81 kasus pengidap Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Enam orang di antaranya meninggal dunia.

Pemantauan Media Indonesia Jumat (11/7) kasus HIV/AIDS masih bagaikan bola salju yang kian  menggelinding dan membesar. Tidak terkecuali di Kabupaten Kudus yang kini menjadi sorotan publik karena ditemukan cukup besar warga mengidap penyakit tersebut.

Selama enam bulan yakni Januari-Juni 2025 ditemukan 81 kasus HIV/AIDS di Kabupaten Kudus, bahkan 6 orang diantaranya meninggal dunia terdiri dari 5 laki-laki dan 1 perempuan. "Kita dorong adanya deteksi dini melalui skrining terkait HIV/AIDS," kata Manajer Kasus HIV-Aids pada Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Kudus Eni Mardiyanti. 

Selain melakukan skrining terkait HIV/AIDS, Eni meminta masyarakat untuk tidak takut melakukan pemeriksaan Voluntary Counseling and Testing (VCT) HIV ke fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Kudus ini. "HIV bukanlah akhir dari semuanya, karena sudah ada obatnya apabila bisa terdeteksi sejak dini,” imbuhnya. 

Hasil pengecekan terhadap enam kasus HIV/AIDS yang meninggal tersebut, lanjut Eni, 4 orang di antaranya karena lelaki seks yakni 3 lelaki penjual dan 1 orang merupakan pembeli seks sedangkan 1 orang perempuan lainnya akibat terinfeksi dari suaminya dan keenamnya tidak melakukan pengobatan.

Keengganan penderita untuk menjalani pengobatan, demikian Eni, menjadi salah satu penyebab utama kematian yang terjadi di Kudus. Apabila rutin mengonsumsi antiretroviral (ARV), kata dia, penderita HIV bisa tetap sehat serta berdaya dalam menjalani kehidupan secara produktif.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Andini Aridewi mengatakan sebagai upaya mengurangi kasus HIV/AIDS, perlu adanya kolaborasi semua pihak untuk melakukan pencegahan dini, sehingga pihaknya memberikan pendampingan untuk akses pengobatan dan melakukan edukasi pencegahan dan penularan kepada masyarakat.

"Menjadi bermasalah karena warga terkena HIV/AIDS tidak melakukan pemeriksaan dini, sehingga kondisi kesehatan semakin menurun hingga menyebabkan kematian," ujarnya. (E-2)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |