
DINAS Keamanan Ukraina (SBU) mengeklaim pada Selasa (3/6) bahwa pihaknya berhasil melaksanakan operasi bawah laut yang merusak Jembatan Kerch, infrastruktur strategis yang menghubungkan daratan Rusia dengan Semenanjung Krimea. Melalui pernyataan resmi yang disampaikan di kanal Telegram, SBU menyebut bahwa operasi ini telah direncanakan selama beberapa bulan.
"Agen SBU menambang pilar-pilar objek ilegal ini. Dan hari ini, tanpa ada korban sipil, pada pukul 04.44 pagi, alat peledak pertama diaktifkan," demikian bunyi pernyataan tersebut seperti dilansir Anadolu, Rabu (4/6).
Intelijen Ukraina mengungkapkan bahwa kerusakan signifikan terjadi pada bagian bawah struktur pendukung jembatan.
Operasi ini disebut melibatkan penggunaan bahan peledak seberat 1.100 kilogram setara TNT. SBU bahkan mengeklaim bahwa kondisi jembatan kini tidak dapat diperbaiki.
Kepala SBU, Letnan Jenderal Vasyl Malysh, disebut mengawasi secara langsung jalannya operasi serta mengoordinasikan tahap-tahap perencanaan.
Dalam pernyataan terpisah, Kepala Intelijen Pertahanan Ukraina, Kyrylo Budanov, mengatakan bahwa ia turut mengoordinasikan aksi sabotase tersebut.
Dia menyebut aksi ini sebagai bagian dari tradisi operasi khusus yang telah dilakukan, merujuk pada serangan terhadap infrastruktur Rusia di 2022 dan 2023. "Ini kelanjutan dari operasi-operasi itu. Hanya, kali ini dilakukan di bawah air," ucapnya.
Untuk mendukung klaim mereka, pemerintah Ukraina merilis rekaman video yang menunjukkan momen terjadi ledakan.
Sementara itu, otoritas Rusia belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden ini. Namun, lalu lintas kendaraan di Jembatan Krimea sempat dihentikan.
Saluran Telegram yang memantau situasi operasional di sekitar jembatan mengumumkan bahwa pergerakan kendaraan melintasi Jembatan Krimea telah diblokade sementara.
Para pengendara yang berada di area jembatan maupun titik pemeriksaan diminta tetap tenang dan mengikuti instruksi dari aparat keamanan transportasi.
Beberapa blogger militer Rusia melaporkan bahwa sekitar pukul 05.00 waktu setempat, pasukan Ukraina melakukan upaya serangan lanjutan menggunakan kendaraan bawah air.
Mereka mengeklaim ledakan terjadi di sekitar salah satu dermaga, tetapi struktur utama jembatan tetap bertahan karena bahan peledak meledak di sekitar penghalang pelindung.
Beberapa puing dikabarkan berserakan di jalan raya, menyebabkan terhambatnya arus lalu lintas. (I-2)