
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menyatakan masih menimbang soal kemungkinan militer Negeri Paman Sam bergabung dengan Israel menyerang Iran. Dia menyebut akan memutuskan dalam dua pekan ke depan karena menilai masih ada peluang untuk menyelesaikan konflik melalui jalur diplomatik.
Mengutip laporan The Wall Street Journal, Trump dikabarkan telah menyetujui rencana serangan Amerika Serikat ke Iran. Namun, saat ini ia menunda pelaksanaannya sembari menunggu kesediaan Iran menghentikan program nuklirnya.
Sementara itu, sekutu utama Teheran, Rusia, memperingatkan keterlibatan militer AS akan menjadi langkah sangat berbahaya. Kelompok-kelompok bersenjata pro-Iran di Irak pun mengancam akan melakukan serangan balasan terhadap kepentingan AS di kawasan.
AS Antisipasi Serangan dari Iran
Citra satelit terbaru menunjukkan puluhan pesawat militer AS dipindahkan dari landasan di Pangkalan Udara Al Udeid, Qatar. Langkah itu diduga sebagai upaya antisipasi serangan udara dari Iran mengingat meningkatnya risiko jika AS turut campur dalam konflik tersebut.
Menurut analisis dari Planet Labs PBC dan AFP, pada 5 Juni lalu hampir 40 pesawat militer termasuk pesawat angkut Hercules C-130 dan pesawat pengintai tampak terparkir di landasan. Namun dalam citra per 19 Juni, hanya tiga pesawat yang terlihat di lokasi yang sama.
Kedutaan Besar AS di Qatar menyatakan akses ke pangkalan tersebut akan diperketat karena alasan kehati-hatian. Pihak kedutaan juga mengimbau seluruh personel untuk meningkatkan kewaspadaan.
Gedung Putih menegaskan keputusan akhir Trump mengenai keterlibatan militer akan diambil dalam waktu dekat. Namun, bila AS ikut serta dalam serangan, Teheran diyakini akan merespons dengan mengincar pangkalan-pangkalan militer AS di kawasan.
Mark Schwartz, mantan letnan jenderal Angkatan Darat AS dan peneliti pertahanan di Rand Corporation, mengatakan pangkalan Al Udeid memiliki kerentanan tinggi karena lokasinya yang dekat dengan Iran. Hal itu ditengarai menjadi alasan untuk mengosongkannya.
Pesawat-pesawat yang tidak terlihat lagi di landasan kemungkinan telah dipindahkan ke hanggar atau ke pangkalan militer lain di kawasan Timur Tengah. Seorang pejabat pertahanan AS enggan mengomentari lokasi spesifik armada tersebut.
Militer AS saat ini dilaporkan dalam status siaga penuh sejak Israel menyerang Iran sepekan lalu. Salah satu kapal induk tambahan sedang dalam perjalanan ke kawasan, disertai dengan pergerakan signifikan pesawat militer.
Analisis data sumber terbuka oleh AFP menunjukkan antara 15 Juni hingga 18 Juni, setidaknya 27 pesawat pengisi bahan bakar udara jenis KC-46A Pegasus dan KC-135 Stratotanker bergerak dari AS menuju Eropa. Hingga Rabu (18/6) malam, 25 pesawat masih berada di Eropa, dan hanya dua yang kembali ke wilayah Amerika.
Situasi itu mengindikasikan AS tengah menata ulang kekuatan udaranya sebagai persiapan kemungkinan eskalasi militer. (M-1)