Trump dan Putin Diagendakan Bahas Gencatan Senjata Pekan Ini

4 hours ago 1
Trump dan Putin Diagendakan Bahas Gencatan Senjata Pekan Ini Bendera Amerika Serikat dan Rusia.(AFP/ALEXANDER NEMENOV)

UTUSAN Presiden Amerika Serikat (AS), Steve Witkoff, mengatakan Presiden Donald Trump diagendakan untuk berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pekan ini. Hal itu untuk membahas gencatan senjata perang Rusia dan Ukraina

Menurut Witkoff, Putin menerima filosofi dari gencatan senjata dan persyaratan perdamaian yang diajukan Trump. Witkoff mengatakan dengan pihak Rusia selama ini berjalan positif dan berbasis solusi. 

"Kedua presiden akan melakukan diskusi yang sangat bagus dan positif minggu ini," kata Witkoff kepada CNN. 

Di sisi lain, Putin dikabarkan memberikan sejumlah syarat. Rusia dikabarkan akan meminta pasukan Ukraina di Kursk menyerah. 

Selain itu, Putin juga disebut meminta pengakuan internasional atas wilayah Ukraina yang direbut oleh Rusia sebagai wilayah Rusia, pembatasan kemampuan Ukraina untuk memobilisasi, penghentian bantuan militer dari Barat, dan larangan pasukan penjaga perdamaian asing. 

Sebelumnya, Putin mengatakan dia mendukung gencatan senjata tetapi masih perlu banyak hal yang dinegosiasikan sebelum kesepakatan dapat diselesaikan. Kremlin disebut terbuka dengan usulan AS untuk gencatan senjata selama 30 hari. 

Witkoff menolak untuk membeberkan persyaratan yang diajukan Rusia. Dia mengatakan utusan AS telah mempersempit perbedaan antara negosiator Ukraina dan Rusia. Diskusi lebih lanjut juga bakal dilakukannya dengan Trump. 

Diskusi tersebut, imbuh Witkoff, mencakup Ukraina, Rusia, dan negara-negara pemangku kepentingan Eropa. 

"Ia (Trump) terlibat dalam setiap keputusan penting di sini dan saya berharap akan ada panggilan telepon antara presiden (AS dan Rusia) minggu ini." 

Ukraina sudah menyetujui usulan AS untuk gencatan senjata selama 30 hari dalam perundingan di Arab Saudi pekan lalu. 

Sementara itu, PM Inggris Keir Starmer dilaporkan tengah berusaha untuk menggalang koalisi sekutu barat lainnya untuk menyusun kemungkinan pasukan penjaga perdamaian yang dapat dikerahkan ke Ukraina jika kesepakatan terjadi. 

Namun, sulit dipastikan misi semacam itu dapat berjalan jika tanpa dukungan AS. Di sisi lain, pihak Rusia tidak menghendaki kesepakatan yang melibatkan pasukan Barat di Ukraina. (I-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |