
TNI Angkatan Udara menggelar latihan tempur udara di wilayah Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Dalam latihan perang ini TNI AU mengerahkan sejumlah pesawat tempur Sukoi Su-27/30 dari Skadron 11 Lanud Makassar hingga F-16 AM/BM dari Skadron 3 dan Skadron 14 Lanud Iswahyudi Madiun.
Latihan tempur ini berlangsung di Air Weapon Range (AWR) Dwi Harmono, Maluka Baulin, Kabupaten Tanah Laut. Kehadiran pesawat tempur berbagai jenis yang lalu lalang di langit Bumi Lambung Mangkurat sejak beberapa hari terakhir ini menarik perhatian masyarakat Kalsel, terlebih di tengah semakin memanasnya perang di kawasan Timur Tengah.
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M Tonny Harjono, Senin (23/6) mengatakan kegiatan ini merupakan Latihan Sikatan Daya yang merupakan latihan puncak Koopsud II melibatkan Lanud dan elemen udara di jajaran Koopsud II. Latihan tempur ini juga melibatkan Paskhas atau Kopasgat (Komando Pasukan Gerak Cepat) yang menunjukkan kemampuan tempur jarak dekat.
Selain pesawat tempur Sukhoi dan F-16, TNI AU juga mengerahkan pesawat Super Tucano EMB-314 dari Skadron 21 Lanud Abd Malang. Termasuk pesawat angkut berat yang dilibatkan Hercules C-130 dari Skadron 32 lanud Abd Malang dan dan Skadron 33 Hnd Makassar serta C-212 dari Skadron 4 Abd malang. Kemudian pesawat Boeing B-737 MPA dari Skadron 5 Lanud Hnd Makassar, serta pesawat heli H-225 M yang di-BKO-kan dari Skadron Udara 8 Wing 4 Lanud Atang Sendjaja, Bogor.
Selain meninjau latihan tempur KSAU, Marsekal TNI M Tonny Harjono didampingi Gubernur Kalsel, Muhidin meninjau lokasi area Ketahanan Pangan Lanud Sjamsuddin Noor di kawasan AWR DWI Harmono Malika Baulin seluas lahan sekitar 100 Hektare sekaligus panen raya.
KSAU dan Gubernur Kalsel juga secara simbolis menyerahkan bantuan peralatan pertanian kepada warga. Ketahanan Pangan Lanud Sjamsuddin Noor area AWR DWI Harmono Maluka Baulin yang ditanami berbagai komoditas unggulan seperti jagung hibrida 59 hektare menghasilkan 6 Ton, jagung manis 14 hektare menghasilkan 85 karung, singkong 10 hektare menghasilkan 14 ton, semangka 14 hektare menghasilkan 8 ton, pepaya 1 hektare menghasilkan 2,5 kuintal/minggu. Sementara itu, komoditas seperti cabe rawit, terong, bawang prei dan bawang merah itu masing-masing 1 hektare dinilai gagal panen karena kondisi cuaca. (E-2)