
SURIAH menghadapi perpecahan yang semakin dalam usai meletusnya bentrokan yang menewaskan sekitar 1.000 orang. Presiden Suriah Ahmed Al Sharaa menyerukan persatuan dan perdamaian.
Pasukan pemerintah terlibat bentrok dengan milisi loyalis Bashar al-Assad yang telah digulingkan. Kekerasan kemudian merembet kepada konflik komunal menyasar komunitas Alawite yang sejak dulu mendukung Assad.
"Kita harus menjaga persatuan nasional dan perdamaian dalam negeri, kita bisa hidup bersama," kata Al Sharaa seperti dikutip Al Jazeera.
"Yakinlah tentang Suriah, negara ini memiliki karakteristik untuk bertahan hidup. Apa yang saat ini terjadi di Suriah berada dalam tantangan yang diharapkan," imbuhnya.
Konflik dimulai ketika para pejuang pendukung Assad mengoordinasikan serangan terhadap pasukan pemerintah pada Kamis. Serangan itu berubah menjadi pembunuhan balas dendam.
Ribuan orang bersenjata pendukung kepemimpinan baru Suriah pergi ke daerah pesisir Latakia dan Tartus untuk mendukung pasukan keamanan. Konflik kemudian menyasar ke sekte Alawite.
Beberapa jam setelah seruan damai dari Al Sharaa, kantor berita pemerintah Suriah SANA melaporkan pada Minggu waktu setempat pertempuran berlanjut di pembangkit listrik tenaga gas Banias. Pasukan keamanan di fasilitas tersebut dilaporkan diserang milisi pendukung Assad. (Al Jazeera/Dhk/I-1)