Skema Tanazul Jemaah Haji Indonesia Diundur

1 day ago 10
Skema Tanazul Jemaah Haji Indonesia Diundur Menteri Agama Nasaruddin Umar (tengah) melakukan Tawaf saat rangkaian umrah wajib di Masjidil Haram, Mekah.(Dok. Antara)

SEBANYAK 203.106 jemaah haji Indonesia bersiap menyambut puncak ibadah haji Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) pada 9 Zulhijah 1446 H atau 5 Juni 2025. Kementerian Agama RI telah menyiapkan skema Murur dan Tanazul untuk memudahkan jemaah haji dalam menjalankan rangkaian puncak ibadah haji. Namun, skema Tanazul yang rencananya akan diikuti sekitar 37.000 jemaah tiba-tiba dibatalkan dan diundur untuk penyelenggaraan haji tahun depan.

Skema Murur semula akan diikuti oleh sekitar 67.000 jemaah, baik jemaah lanjut usia (haji lansia), jemaah sakit, dan penyandang disabilitas dan tetap dilanjutkan sesuai rencana. Pembatalan skema itu tertuang dalam surat edaran Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dengan nomor: 151/PPIH-AS/6/2025 tanggal 2 Juni 2025.

Mulanya, skema Murur ini diambil untuk memudahkan jemaah haji Indonesia yang tinggal di sekitar Syisyah dan Raudhah, Mekah tidak kembali ke markas atau tenda di Mina. Sebab bila jemaah yang tinggal di Syisyah dan Raudhah kembali ke Mina dikhawatirkan akan kelelahan. Mereka akan kembali ke Jamarat untuk melempar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada 11, 12, dan 13 Zulhijjah.

Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis Muhammad Hanafi menjelaskan pembatalan skema Tanazul oleh Pemerintah Arab Saudi khususnya Menteri Urusan Haji karena pelaksanaan Tanazul bagi Jemaah haji Indonesia tergolong baru dan memerlukan kesiapan teknis yang lebih matang.

“Langkah ini diambil demi menghindari dampak yang tidak diinginkan dan menjaga keselamatan seluruh Jemaah,” tulis Muchlis dalam surat edaran yang tersebar pada pukul 07.00 waktu Arab Saudi.

Sebab itu, Muchlis berharap jemaah yang semula dijadwalkan mengikuti Tanazul akan tetap melaksanakan rangkaian ibadah di Mina, termasuk mabit dan lontar jumrah, lalu Kembali ke Mekah sesuai jadwal masing-masing.

Alasan Pembatalan Skema Tanazul

Menteri Agama Nasaruddin Umar mencoba memberi penjelasan mengenai alasan Menteri Urusan Haji Arab Saudi membatalkan rencana skema Tanazul bagi jemaah haji Indonesia. Menurutnya, skema itu dibatalkan karena mempertimbangkan kemaslahatan jemaah haji Indonesia.

"Menteri Urusan haji membayangkan lebih dari 30 ribu akan melakukan Tanazul bersamaan juga semua negara akan melakukan seperti itu. Maka dikhawatirkan akan terjadi pemadatan jalanan, dan takutnya nanti kalau ada chaos segala macam," ujar Nasaruddin, Selasa, 3 Juni 2025.

Dengan mempertimbangkan segala kemungkinan hal buruk terjadi, Pemerintah Arab Saudi secara mendadak membatalkan skema Tanazul jemaah haji Indonesia.

"Jadi mencegah segala sesuatu yang bisa terjadi. Maka pemerintah Saudi Arabia tengah malam tadi memutuskan tidak ada Tanazul, tetapi diminta untuk berdiam di kemah," ujar Imam Besar Masjid Istiqlal itu.

"Dan setelah kami hitung-hitung memang karena jadi isu internasional juga, rata-rata mereka semua negara itu akan Tanazul, dalam jalan yang tidak ada perkembangan perluasan tiba-tiba melakukan Tanazul. Nanti yang justru mau pergi melempar jamrah dan pulang dari melempar itu susah mengatur," imbuhnya.

Meski demikian, dia memastikan jemaah haji Indonesia akan disiplin mengikuti jadwal pelemparan jamrah sesuai yang dijadwalkan.

"Kalau di Indonesia saya jamin Insya Allah mengikuti jam-jam pelemparan yang sesuai ditetapkan, Tapi negara-negara yang lain kan memperebutkan waktu-waktu tertentu misalnya habis Zuhur," kata dia.

Menjadi Bahan Evaluasi

Peristiwa pembatalan ini kata dia akan jadi bahan evaluasi untuk penyelenggaraan haji tahun depan. "Nanti akan dievaluasi tahun depan Dengan mungkin meningkatkan kualitas kapasitas jalanan dan mungkin juga ada yang perlu ditingkatkan dan seterusnya," kata dia.

"Jadi, bagi Indonesia ambil hikmahnya, tidak mungkin Saudi Arabia akan memberikan suatu solusi yang justru merepotkan tamunya sendiri. Ini semata-mata diambil oleh pemerintah Saudi Arabia demi untuk mencegah sesuatu yang bakal bisa terjadi yang di luar perkiraan kita. Nah, bagi kita mereka lebih tahu," kata Nasaruddin.

Sementara Kepala Badan Penyelenggara Haji Mochammad Irfan Yusuf mengakui bahwa pembatalan skema Tanazul yang mendadak ini tidaklah gampang langsung diterima oleh jemaah. Dimana para jemaah dan kloternya harus segera kembali menyosialisasikan terkait pembatalan skema Tanazul.

“Ini tentu tidak mudah karena harus disosialisasikan kembali ke jemaah bahwa Tanazul batal dilakukan. Jemaah dan kloter harus melakukan persiapan matang yang lain untuk mengikuti skema regular,” kata Gus Irfan.

Dengan peristiwa pembatalan skema Tanazul ini, pihaknya bisa mengambil hikmah dan pembelajaran untuk persiapan penyelenggaraan haji tahun depan.

“Ia, ini tentu jadi pembelajaran buat kami untuk penyelenggaraan haji tahun depan. Dimana segala sesuatunya harus dipersiapkan lebih matang,” pungkasnya. (H-3)

Read Entire Article
Tekno | Hukum | | |