
PEMENTASAN Drama Musikal Genggam Tanganku garapan siswa Tirtamarta BPK Penabur Pondok Indah yang sukses pada Januari lalu akan kembali digelar pada pertengahan Juni nanti.
Nantinya, drama musikal garapan sutradara Johanes Nur Sangkan itu akan ditampilkan untuk memeriahkan HUT Majelis Pendidikan Kristen (MPK) ke-75 di Jakarta.
Dalam kesempatan itu, Johanes, atau yang akrab disapa Pak Nur mengatakan, mengapa dirinya mengambil tema Genggam Tanganku dan berlatar belakang kerajaan Majapahit saat masih dipimpin Patih Gajahmada.
"Di masa sekarang ini rasa gotong royong kebersamaan seolah pudar. Sehingga dengan Musikal ini bangkitkan rasa nasionalisme dan rasa kebersamaan," kata Pak Nur.
Pak Nur juga menuturkan, alasan mengambil latar belakang kerajaan Majapahit karena pada saat itu Patih Gajah Mada sangat dipandang dan dikenal oleh seluruh kerajaan se-Asia Tenggara.
Pak Nur juga menuturkan proses penggarapan drama yang dilakukan selama lima bulan sejak dimulai dari persiapan naskah, penggarapan musik lalu pemilihan karakter.
"Pemilihan karakter ini yang agak sulit ya, karena drama ini menggandeng semua civitas academica mulai dari TK, SD, SMP dan SMA. Belum lagi saat pelafalan dialog-dialog yang agak panjang," jelasnya.
Di lokasi yang sama, salah satu pemain drama musikal, Brigita Sitompul menuturkan dirinya sempat terkejut saat mendapatkan peran utama sebagai Putri Tribuana Tungga Dewi.
"Awalnya kaget karena takut tidak bisa memerankan, tapi karena dipercaya oleh sutradara akhirnya saya berikan yang terbaik," jelasnya.
Sementara salah satu penari, Megan Elisabeth Henderson menuturkan dirinya sangat bangga bisa bergabung dan menampilkan pertunjukan tari di drama musikal tersebut.
"Saya senang bergabung dalam drama tersebut. Tapi orangtua saya tidak terlalu excited dan cenderung menganggap hal itu biasa," katanya.
Priskatilla Hutabarat, selaku pengurus sekolah Tirtamarta BPK Penabur, mengatakan sekolahnya berkomitmen menjadi ekosistem pendidikan yang menumbuhkan dan merawat talenta seni dan budaya Indonesia di kalangan siswa.
Pihaknya melihat bahwa seni, seperti musik, tari, teater, hingga seni rupa, tak hanya pelengkap, namun juga bagian integral dari pendidikan karakter.
“Di sini kami juga memperkenalkan anak-anak berbagai macam kesenian tidak hanya modern namun juga tradisional. Seperti salah satu contohnya keunikan sekolah kami adalah kami memiliki Gamelan dan bahkan sudah menjadi salah satu ekstrakurikuler yang merupakan wujud nyata sekolah kami dalam melestarikan kebudayaan Indonesia,” jelasnya.
Drama musikal ini sukses digelar pada Januari lalu. Saat dilakukan penayangan di Taman Ismail Marzuki setidaknya ada 1.800 penonton yang terbagi dalam dua sesi yakni 600 penonton di Sesi pertama dan 1.200 penonton di sesi kedua. (Z-1)