
BANJIR air laut pasang (rob) mengakibatkan terjadinya penurunan usia jalan dari sebelumnya 15-20 tahun menjadi 3-5 tahun, sehingga meningkatkan anggaran perawatan jalan karena jalan mudah rusak.
Banjir air laut pasang (rob) hingga kini masih merendam sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah, bahkan setiap rob datang siang hingga petang merendam Jalur Pantura Semarang-Demak terutama di Kecamatan Sayung dan Jalur Penghubung di Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak.
Selain menimbulkan genangan banjir hingga beberapa jam lamanya dan mengganggu transportasi di ruas jajan tersebut, kondisi jalan juga mendalami kerusakan cukup parah hingga berkali-kali dilakukan perbaikan. "Jalur Pantura di Kecamatan Sayung dalam satu tahun tiga kali diperbaiki dan ditingkatkan, tetapi tetap terus terendam banjir," ujar Khoris,40, warga Demak.
Hal serupa juga diungkapkan Chondori, warga Gemulai, Kecamatan Sayung, Demak bahwa tidak hanya diperbaiki dengan tambak sulam, jalur Pantura Semarang-Demak itu juga ditinggikan dan jika diukur dari sebelumnya naik pengecoran jalan lebih dari 75 centimeter, tetapi tetap terendam banjir saat rob datang.
Prakiraan BMKG Stasiun Maritim Tanjung Emas Semarang Wahyu Sri Mulyani mengatakan banjir rob masih berpotensi kembali merendam sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah, karena air laut pasang dengan ketinggian 1,1 meter masih berlangsung di perairan utara Jawa Tengah pukul 14.00-17.00 WIB.
"Diminta warga di daerah pesisir Pantura Jawa Tengah seperti Demak, Semarang, Kendal, Pekalongan dan Pemalang untuk kembali siaga banjir rob," kata Wahyu Sri Mulyani Rabu (4/6).
Sementara itu Kepala Bidang Preservasi I Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-Yogyakarta Tri Bakti Mulianto mengungkapkan akibat banjir rob menjadikan penurunan usia jalan dari sebelumnya 15-20 tahun menjadi 3-5 tahun, sehingga hal ini meningkatkan anggaran perawatan jalan.
"Genangan rob yang bersifat asam dan korosif bisa memangkas masa pakai jalan, sehingga biaya pemeliharaan jalan pun melonjak tajam," demikian Tri Bakti Mulianto.
Menurut Tri Bakti Mulianto proyek pembangunan jalan baru di kawasan rob tersey sering terhambat karena lokasi kerja tergenang air rob, sehingga progres pembangunan juga terlambat dan kembali akhirnya anggaran pembangunan membengkak. (H-2)